Ini Penampakan Taksi di Korsel Pakai Bahan Bakar LPG

Laporan dari Seoul

Ini Penampakan Taksi di Korsel Pakai Bahan Bakar LPG

- detikFinance
Rabu, 26 Mar 2014 12:53 WIB
Ini Penampakan Taksi di Korsel Pakai Bahan Bakar LPG
Foto: Suhendra/detikFinance
Seoul - Korea Selatan (Korsel) merupakan salah satu negara maju di kawasan Asia Timur, salah satu kunci suksesnya berhasil mengefisiensikan penggunaan bahan bakar yang lebih murah yakni menggunakan gas untuk industri, transportasi hingga rumah tangga. Walaupun untuk mendapatkan gas, Korea harus impor dari banyak negara, termasuk dari Indonesia.

Salah satu transportasi di Korsel yakni taksi, saat ini hampir seluruhnya menggunakan gas, yaitu LPG (liquefied petroleum gas). Di Indonesia, LPG digunakan rumah tangga untuk memasak.

Pada kunjungan detikFinance bersama PT Pertamina (Persero) ke konferensi Gastech 23-27 Maret di KINTEX, Seoul, berkesempatan merasakan langsung taksi di Korsel yang menggunakan bahan bakar gas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tabung LPG diletakkan di belakang bagasi. Terdapat satu lubang yang akan menghubungkan LPG dengan mesin sebagai bahan bakar.

Penggunaan gas tentunya sangat menguntungkan, selain harganya yang lebih murah dibandingkan menggunakan bahan bakar minyak (BBM), penggunaan gas untuk kendaraan membuat suara mesin lebih senyap dan minim polusi. Dampak penggunaan gas menurunkan level debu di jalan raya hingga 40% salam 10 tahun dan keuntungan sisi lingkungan mencapai US$ 1,2 miliar.

Di Indonesia sendiri penggunaan gas untuk transportasi lebih didorong menggunakan CNG (compressed natural gas). Harga dari CNG sendiri hanya Rp 3.100 setara liter premium. Saat ini harga premium Rp 6.500 per liter dan Pertamax (BBM non subsidi) sekitar Rp 10.000 per liter.

Ada lagi LGV (Vi-Gas) yang dapat ditemui beberapa SPBU-SPBU di Jabodetabek, harganya Rp 5.600 per setara liter. LGV memang masih terbilang lebih mahal karena merupakan turunan dari LPG. Untuk diketahui, LPG sendiri didapat dari penyulingan minyak mentah atau dari kondensasi gas bumi dalam kilang pengolahan gas bumi. LGV ini yang mirip seperti di Korsel pada taksi.

Namun, penggunaan gas sebagai bahan bakar kendaraan masih terbilang minim. Saat ini masih didominasi busway dan bajaj, itupun tidak terlalu banyak. Penggunaan gas untuk kendaraan pribadi masih minim, pasalnya jika ingin menggunakan gas, kendaraan harus menambah alat lagi berupa converter kit yang harganya 1 unit Rp 10 juta-Rp 15 juta.

(rrd/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads