"Tidak menutup kemungkinan, mungkin saja (harga BBM dinaikkan)," ujar Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto dalam diskusi laporan perekonomian Indonesia tahun 2013 di kantor pusat BI, Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Andin menuturkan, masalah BBM subsidi termasuk kategori dari reformasi struktural. Belajar dari negara-negara berkembang lainnya, reformasi itu harus konsisten dilakukan. Sehingga, bila tahun lalu harga BBM naik, maka harusnya secara konsiten tahun ini dinaikkan kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat pada proses tahun lalu, Andin menyatakan, memang kenaikan harga BBM subsidi dilakukan dalam situasi terdesak. Namun itulah keputusan yang paling cerdas dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Dari sisi demand side (permintaan) itu mengurangi subsidi paling mudah dan biasanya pada saat kepepet kita menjadi cerdas seperti 2013 kemarin kita menaikan harga BBM subsidi 44%," ujarnya.
Menurut Andin, rencana kenaikan harga BBM subsidi masih dalam proses kajian. Namun, yang menjadi sebuah kesepakatan di tubuh pemerintahan adalah subsidi ini memang sudah sangat besar dan harus dikurangi.
"Jadi harus kita bikin roadmapnya, dalam jangka menengah dan kita harus lakukan secara konsisten pada saat kita perlu maupun tidak perlu dan itu memang harus kita teruskan. Jadi subsidi energi ini cukup signifikan untuk dikurangi atau dihilangkan," terang Andin.
(mkl/dnl)











































