BPH Migas Saja Sarankan BBM Subsidi Dicabut

BPH Migas Saja Sarankan BBM Subsidi Dicabut

- detikFinance
Selasa, 15 Apr 2014 08:04 WIB
BPH Migas Saja Sarankan BBM Subsidi Dicabut
Jakarta - Negara menyiapkan dana sekitar Rp 200 triliun untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM), tetapi ternyata tidak dinikmati oleh masyarakat yang berhak terutama masyarakat miskin.

"Masyarakat di Kalimantan Barat khususnya di daerah perbatasan, bisa membeli BBM Rp 15.000-Rp 20.000 per liter, padahal ekonomi mereka bisa dibilang miskin. Mereka toh masih bisa beli BBM dengan harga semahal itu," ungkap Wakil Ketua Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa ditemui di Kantornya, Jalan Kapten P. Tendean, Senin (14/4/2014).

Fanshurullah menambahkan, hal tersebut merupakan cerminan bahwa BBM subsidi tidak tepat sasaran, tidak dinikmati oleh orang yang seharusnya diberi subsidi yaitu orang miskin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak juga orang miskin tidak punya sepeda motor, mereka pastinya nggak beli BBM kan? Jadi buat apa BBM subsidi itu dipertahankan, cabut saja," tegas Mantan Anggota DPR Komisi IX periode 2004-2009 ini.

Fanshurullah menyarankan BBM subsidi hanya diberikan untuk transportasi umum dan nelayan. Kemudian hasil penghematannya diberikan kepada rakyat miskin.

"Angkot, nelayan itu boleh pakai BBM subsidi, selain itu tidak boleh, semua harus pakai BBM non subsidi. Penghematannya diberikan ke rakyat berupa pendidikan gratis, biaya pengobatan di rumah sakit gratis. Saya rasa itu jauh lebih bermanfaat dan sangat dibutuhkan rakyat miskin," paparnya.

Namun, Fanshurullah mengakui tidak mudah mewujudkan kebijakan tersebut. Dibutuhkan pemimpin yang berani mengambil keputusan yang tidak populis.

"Kita butuh pemimpin yang berani. Ketika BBM subsidi dicabut, dia berani dihujat rakyatnya, berani digulingkan rakyatnya," ujarnya.

Pemimpin baru, demikian Fanshurullah, harus bisa menjelaskan kepada masyarakat bahwa BBM subsidi bukanlah program yang produktif tetapi hanya membakar uang.

"Daripada Rp 200 triliun tahun ini sampai 5 tahun ke depan Rp 1.000 triliun hanya terbuang percuma karena hanya untuk dibakar. Keputusan ini diambil sesungguhnya untuk rakyat," tutupnya.

(hds/hds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads