"Untuk merealisasi program konversi BBM ke BBG di Jatim, kami telah mengoperasikan 16 'Mother Station' (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas/SPBG). Paling tidak 6 bulan ke depan bisa segera beralih menggunakan konverter kita CNG," kata Ketua Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia (APCNGI) Wilayah Jawa Timur Puspito N Buntoro disela-sela Sosialisasi Penggunaan CNG di Surabaya, Selasa (15/4/2014).
Pihaknya sudah menyiapkan sekitar 32 'Daughter Station' atau Mobile Refuelling Unit (MRU) untuk melayani kebutuhan masyarakat di seluruh Jatim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan khawatir kehabisan BBG dan tidak mengetahui letak SPBG dan 'MRU'," katanya.
Selain itu, kata Buntoro, untuk menjamin layanan purna jual, konsorsium yang terdiri dari pihak Pertamina, PGN, Hiswana Migas, dan APCNGI telah menyiapkan tenaga ahli untuk kendaraan ber-BBG.
"Kami juga menyediakan bengkel konversi, perawatan termasuk suku cadangnya," kata Buntoro.
Ia juga berharap, pemerintah daerah dan seluruh lapisan masyarakat Jatim khususnya Surabaya mendukung program konversi BBG yang mampu mengurangi polusi gas buang dan tidak ada dampak sosial yang besar di masyarakat.
Konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) di Surabaya, Jawa Timur (Jatim) diyakini dapat mengurangi subsisi BBM sebesar Rp 795 miliar dari total subsidi di Jatim senilai Rp 9,07 triliun.
Pengurangan subsidi BBM akan teralisasi 10 bulan mendatang dengan catatan seluruh program konversi yang diusung pemerintah didukung pengusaha swasta.
(ze/hen)











































