Wakil Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro mengungkapkan, neraca perdagangan Indonesia pada pertengahan 2013 mengalami defisit yang cukup besar. Akibatnya, transaksi berjalan (current account) pun mengalami defisit hingga 4,4% terhadap produk domestik bruto (PDB). Belum lagi investor khawatir karena subsidi BBM terus membengkak.
"Pada pertengahan 2013 itu, saham kita jatuh, rupiah kita terpuruk, bunga SUN kita naik," ujarnya di acara Coffee Morning di Ditjen Ketenagalistrikan, Kamis (17/4/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah bergerak cepat, di antaranya dengan mengurangi defisit anggaran dengan menyesuaikan harga BBM bersubsidi. Di sektor keuangan, Bank Indonesia menaikkan BI Rate," tuturnya.
Keputusan tersebut mendapat respons positif. Pasar menilai pemerintah mampu mewujudkan anggaran yang lebih sehat dengan menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Dampak keputusan tersebut berlanjut hingga awal tahun ini. Indeks saham kita rebound lagi, dan rupiah juga menguat," kata Bambang.
Indonesia, lanjut Bambang, sudah bukan lagi termasuk 5 negara rentan (The Fragile 5). "Sekarang Indonesia sudah lulus duluan. Itu karena langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mengurangi defisit," ucapnya.
Β
(rrd/hds)











































