Agus mencontonkan Filipina, yang inflasinya bisa berada di bawah 3%. Sementara Indonesia tahun ini menargetkan inflasi di kisaran 4,5% plus-minus 1.
"Filipina memilih meniadakan subsidi BBM sehingga laju inflasi dikendalikan rendah dan stabil. Ini memungkinkan bank sentral menjaga tingkat bunga cukup rendah," tutur Agus pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2014 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (30/4/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi itu hanya dampak sesaat. Tahun ini saja inflasi bisa dibilang stabil dan BI optimistis bisa mengendalikannya pada kisaran 4,5%.
Dengan inflasi yang rendah, menurut Agus, dapat membuat daya beli masyarakat lebih baik. "Kita memahami inflasi adalah momok yang mencuri penghasilan rakyat," ujarnya.
Inflasi yang rendah juga penting untuk menghadapi pasar ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Bila inflasi masih pada kisaran 4,5%, maka akan sulit bersaing dengan negara lain.
"Kita tidak bisa bersaing karena inflasi kita jauh di atas negara ASEAN lain. Suku bunga juga karena jauh lebih tinggi," papar Agus.
Β
(mkl/hds)











































