Menurut data International Energy Agency (IEA) tahun 2012 yang dilansir dari BBC, Selasa (6/4/2014), nilai subsidi BBM ini memiliki porsi 80% dari total subsidi energi di dunia, yang angkanya mencapai US$ 544 miliar atau sekitar Rp 5.440 triliun pada 2012 lalu.
Berikut besaran porsi subsidi energi yang ada di dunia pada 2012:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Bensin US$ 277 miliar
- Listrik US$ 135 miliar
- Gas US$ 124 miliar
- Batubara US$ 7 miliar
Dalam laporannya, IEA membuat peringkat 10 negara dengan subsidi BBM terbesar di dunia di 2012, yaitu:
- Arab Saudi
- Iran
- India
- Indonesia
- Vanezuela
- Mesir
- Irak
Dari data tersebut terlihat, kebanyakan negara yang memberi subsidi BBM adalah negara-negara yang berada dalam status negara berkembang. Untuk negara-negara Timur Tengah dan di Afrika utara, subsidi BBM setara dengan 20% lebih dari belanja pemerintahnya.
Menurut hasil tulisan BBC ini, subsidi di negara berkembang memang seringkali tidak tepat sasaran. Secara umum, hanya sedikit orang miskin yang menggunakan bensin subsidi. Jadi subsidi BBM tidak efisien dalam membantu masyarakat miskin. Bahkan studi International Monetary Fund (IMF) mengatakan 20% orang kaya menikmati keuntungan subsidi 6 kali lipat lebih besar dari 20% orang miskin.
Sebenarnya pada 2009 lalu, negara-negara anggota G20 telah berkomitmen bahwa subsidi BBM tidak efisien dan mendorong pemborosan konsumsi, namun sampai sekarang progres pelaksanaan kebijakan ini sangat lambat.
Untuk Indonesia, saat ini muncul wacana penghapusan subsidi BBM. Bahkan calon presiden yang sekarang menjabat Gubernur DKI Jakarta, yaitu Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, dia memiliki ide untuk menghapuskan subsidi BBM dalam 4 tahun karena tidak efisien. Β
(dnl/ang)











































