"Presiden yang baru harus fokus juga sama BBM subsidi, kalau bisa BBM subsidi dicabut, atau kalau perlu dinaikkan harganya biar makin kecil disparitas harganya," ucap Anggota BPH Migas Ibrahim Hasyim ditemui detikFinance di kantornya akhir pekan lalu.
Ibrahim mengungkapkan, pasalnya jika dibiarkan maka BBM subsidi akan makin membebani keuangan negara. "BBM subsidi itu racun," tegasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ratusan triliun kita habiskan hanya untuk dibakar saja, sementara kita biarkan ketahanan energi kita rapuh," katanya.
Menurutnya, jika anggaran subsidi BBM tersebut dialihkan sebagian untuk meningkatkan ketahanan energi, mulai dari membangun kilang, depo BBM, SPBU dan lainnya, sehingga kebutuhan energi khususnya BBM masyarakat Indonesia dapat terpenuhi.
"Pemerintah itu tugasnya wajib menyediakan energi, bukan BBM subsidi. Katanya mau bangun kilang tapi nggak jadi-jadi katanya uangnya nggak cukup, bangun depo minyak anggarannya belum cukup, jangan bilang tidak ada. Coba naikkan harga BBM Rp 1.000/liter setahun kita bisa hemat Rp 48 triliun, uangnya buat bangun infrastruktur," tutupnya.
Seperti diketahui, pemerintah tahun ini mengalokasikan anggaran BBM subsidi Rp 210,7 triliun dengan kuota sebanyak 48 juta kilo liter.
(rrd/hen)











































