Pasokan Listrik RI Kurang, Jero Wacik Minta Masyarakat Berhemat

Pasokan Listrik RI Kurang, Jero Wacik Minta Masyarakat Berhemat

- detikFinance
Rabu, 14 Mei 2014 12:45 WIB
Jakarta -

Tidak hanya Jakarta dan Tangerang saja yang mengalami mati lampu, namun banyak sekali daerah lainnya yang tiap hari listriknya padam. Melihat kondisi tersebut, Menteri ESDM Jero Wacik meminta masyarakat ikut berhemat dalam penggunaan listrik.

"Listrik padam ada dua penyebab, yaitu karena pengguna dan pembangkit listrik," ucap Jero ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (14/5/2014).

Ia mengungkapkan, sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945 hingga 2004 atau 60 tahun Indonesia merdeka, total memiliki listrik sebanyak 25.000 megawatt (MW). Setelah 2004-2014 atau saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah telah berhasil menambah lagi kapasitas listrik nasional sebanyak 25.000 MW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kita punya 50.000 MW sekarang ini, tapi itu masih kurang, karena permintaan listriknya naik karena pertumbuhan ekonomi kita juga naik," katanya.

Ia mengungkapkan, salah satu penyebab defisit listrik yang begitu besar adalah karena meningkatnya golongan kelas menengah atas. Golongan kelas menengah atas ini yang diyakininya mengkonsumsi listrik dengan jumlah yang cukup besar.

"Kelas menengah sekarang 50 juta orang. Artinya dulu pakai kipas angin sekarang pakai AC, beli kulkas dan lainnya. Tadi listrik di rumahnya 450 watt sekarang 1.300 watt. Sudah punya juga pompa air dan televisi," imbuhnya.

Melihat kondisi listrik nasional yang masih defisit tersebut, ia meminta masyarakat turut membantu dengan berhemat.

"Masyarakat saya harap berhematlah. Kalau sudah mati lampunya baru ingat listrik itu penting. Secanggih-canggihnya listrik bisa padam juga," ucapnya.

Sementara itu, melihat kondisi defisit listrik tersebut, pemerintah saat ini fokus untuk membangun pembangkit dan jaringan listrik. Namun masyarakat harus sabar karena proyek penambahan kapasitas listrik baru akan selesai paling cepat di tahun 2017 atau paling lambat 2018.

"Kita tidak boleh sedih. Saya mempersiapkan tambahan listriknya di Sumatera di Mulut Tambang dengan batu bara saya tambah listrik dengan 5.000 mw, ditambah lagi Geothermal (panas bumi) di Sarula, PLTA Danau Kerinci, Danau Toba, dan Asahan. Di Jawa saya tambah 7.000 mw, dari PLTU Paiton, Jepara, Cirebon, Banten dan Jawa Barat. Kalau ini dibangun semua dan 2017-2018 mulai jadi, kita tenang hidup. Itu yang mesti kita kerjakan di sektor pembangkit," tuturnya.

(wij/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads