Hal ini berbanding terbalik dengan warga di daerah, salah satunya di Sumatera Utara. Masyarakat di sini sudah terbiasa dengan padam listrik sebanyak tiga kali dalam sehari.
Sekali padam listrik, durasinya lebih dari enam jam. Situasi seperti ini ternyata sudah berlangsung cukup lama, sejak bertahun-tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
โKalau di Jakarta, padam sebentar saja sudah langsung heboh. Semua media memberitakan. Semua menteri ikut bicara. Di Sumut ini sudah bertahun-tahun, tidak ada perubahan,โ kata Iskandar di warungnya, Rabu (14/5/2014).
Pelaksanaan pemadaman itu dilakukan tidak bergilir dan merata, tapi secara serampangan. Satu hari, daerah yang sama bisa sampai tiga kali mengalami pemadaman. Situasi seperti itu masih berlangsung sampai hari ini.
Iskandar mengaku rutin mengikuti perkembangan berita dari koran. Dari situ dia tahu Sumut memiliki banyak pembangkit listrik, namun tidak hafal seluruhnya. Dia hanya bisa heran, dengan pembangkit yang banyak, krisis listrik tak kunjung selesai.
Pembangkit-pembangkit yang dimaksud Iskandar itu antara lain, PLTA Sipansihaporas dan PLTU Labuhan Angin di Tapanuli Tengah, PLTA Lau Renun di Dairi, PLTA Sigura-gura dan PLTA Asahan di Asahan, PLTGU Belawan di Medan, PLTD Paya Pasir, PLTD Titi Kuning dan PLTP Sibayak, dan sebentar lagi akan beroperasi PLTU Pangkalan Susu di Langkat.
(rul/ang)