Dahlan menganggap ide tersebut sudah kuno, dan program tersebut diyakini tidak akan efektif. Alasannya banyak kelemahan, antaralain pemasangan stiker mudah dipalsukan dan sulit pengawasannya.
"Aduh, kuno! Masak mengendalikan BBM dengan stiker, itu kembali ke Zaman Mojopahit," kata Dahlan ditemui detikFinance di kawasan Dago, Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/5/2014).
Mantan Dirut PLN ini menegaskan, program yang paling efektif untuk mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi adalah dengan program Radio-frequency identification (RFID). Saat ini PT Pertamina dan PT INTI sedang dalam proses pemasangan RFID pada kendaraan-kendaraan di Jakarta.
"Ya dengan RFID itu, itu sudah the best. Mengontrolnya bagaimana kalau pakai stiker? Zaman modern kok pakai stiker," imbuh Dahlan.
Seperti diketahui Kementerian ESDM mengeluarkan kebijakan pengendalian konsumsi BBM subsidi dengan stiker khusus, ada beberapa jenis kendaraan yang tak diizinkan membeli bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kendaraan-kendaraan tersebut tak akan mendapat stiker khusus alias tak boleh membeli BBM subsidi.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro mengungkapkan kendaraan yang boleh atau bisa mendapatkan stiker tersebut adalah kendaraan di luar ketentuan Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pengendalian Penggunaan BBM. Artinya kendaraan pribadi dan angkutan umum bakal mendapatkan stiker khusus.
"Kriteria bisa dapatkan stiker BBM? ya kendaraan yang di luar ketentuan Permen 1/2013, seperti kendaraan (mobil dinas) pemerintah pusat dan pemda, kendaraan BUMN-BUMD, kendaraan (truk) pertambangan dan perkebunan dan lainnya, kendaraan itu tidak bisa dapat stiker artinya tanpa stiker tidak bisa beli BBM subsidi," ucap Edy.
(zul/hen)











































