5 Hambatan Dalam Genjot Produksi Minyak Nasional

5 Hambatan Dalam Genjot Produksi Minyak Nasional

- detikFinance
Senin, 26 Mei 2014 11:03 WIB
5 Hambatan Dalam Genjot Produksi Minyak Nasional
Jakarta - Produksi minyak nasional belum juga mencapai target yang diharapkan. Jangankan target 1 juta barel seperti dalam Instruksi Presiden No 2 Tahun 2012, mencapai target APBN 2014 sebanyak 870.000 barel/hari saja tidak mampu.

Apalagi saat ini pemerintah sedang mengajukan revisi target produksi minyak dalam APBN Perubahan 2014 ke DPR dari 870.000 barel/hari menjadi hanya 818.000 barel/hari.

Sementara kondisinya, kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) terus naik, tahun ini kebutuhan BBM nasional baik transportasi laut, darat dan udara mencapai 1,5 juta barel/hari. Akibat defisit produksi minyak Indonesia terus bergantung impor minyak dari negara lain terutama dari Singapura.

Mengapa produksi minyak tidak bisa naik? berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak (SKK Migas) sedikitnya ada 5 tantangan atau hambatan dalam produksi minyak nasional. Hambatan ini dialami seluruh perusahaan minyak baik dalam negeri maupun asing.

Apa saja hambatannya? berdasakan data yang dikutip detikFinance, Senin (26/5/2014) ini dia hambatan-hambatan dalam produksi minyak di dalam negeri.

1. Masalah Gangguan Operasi

Banyak masalah gangguan operasi di lapangan minyak di Indonesia, baik cuaca, gangguan alam, indisen dan sebagainya, kurangnya data sehingga hasil pengeboran sumur isinya kosong (dry hole).

Dalam mengatasi masalah tersebut, SKK Migas telah melakukan berbagai upaya mengurangi tingkat kegagalan operasi dan pengeboran untuk mendapatkan tambahan produksi serta memberikan fasilitas penyelesaian masalah proyek.

1. Masalah Gangguan Operasi

Banyak masalah gangguan operasi di lapangan minyak di Indonesia, baik cuaca, gangguan alam, indisen dan sebagainya, kurangnya data sehingga hasil pengeboran sumur isinya kosong (dry hole).

Dalam mengatasi masalah tersebut, SKK Migas telah melakukan berbagai upaya mengurangi tingkat kegagalan operasi dan pengeboran untuk mendapatkan tambahan produksi serta memberikan fasilitas penyelesaian masalah proyek.

2. Terjadinya <i>Unplanned Shutdown</i>

Dalam industri migas, pengehentian produksi terencana biasa terjadi, hal tersebut terjadi karena pergantian komponen mesin karena setelah sekian lama beroperasi non stop. Namun di Indonesia angka unplanned shutdown sering terjadi, ada karena pipa bocor, ada karena masuknya binatang seperti ular ke fasilitas pengeboran, ada fasilitas pengeboran yang tersambat petir, hal tersebut membuat produksi terhenti.

SKK Migas dalam menurangi unplanned shutdown tersebut terus melakukan evaluasi datail atas rencana pemeliharaan produksi dan meningkatkan pengawasan fasilitas produksi minyak dan gas bumi.

2. Terjadinya <i>Unplanned Shutdown</i>

Dalam industri migas, pengehentian produksi terencana biasa terjadi, hal tersebut terjadi karena pergantian komponen mesin karena setelah sekian lama beroperasi non stop. Namun di Indonesia angka unplanned shutdown sering terjadi, ada karena pipa bocor, ada karena masuknya binatang seperti ular ke fasilitas pengeboran, ada fasilitas pengeboran yang tersambat petir, hal tersebut membuat produksi terhenti.

SKK Migas dalam menurangi unplanned shutdown tersebut terus melakukan evaluasi datail atas rencana pemeliharaan produksi dan meningkatkan pengawasan fasilitas produksi minyak dan gas bumi.

3. Penurunan Alamiah Sumur Minyak

Penurunan alamiah sumur minyak (decline rate) sangat tinggi, mencapai 12-14% per tahun.

Namun dengan melakukan berbagai upaya seperti terus melakukan pengeboran sumur pengembangan berdasarkan jadwal dan tepat waktu, decline rate dapat ditekan.

Saat ini dengan berbagai cara dilakukan sumur minyak turun produksinya sekitar 4-5% per tahun.

3. Penurunan Alamiah Sumur Minyak

Penurunan alamiah sumur minyak (decline rate) sangat tinggi, mencapai 12-14% per tahun.

Namun dengan melakukan berbagai upaya seperti terus melakukan pengeboran sumur pengembangan berdasarkan jadwal dan tepat waktu, decline rate dapat ditekan.

Saat ini dengan berbagai cara dilakukan sumur minyak turun produksinya sekitar 4-5% per tahun.

4. Perizinan dan Pembebasan Lahan

Sudah menjadi momok bagi perusahaan migas yang berinvestasi di Indonesia. Perizinan dan lahan merupakan masalah klasik bagi mereka.

Untuk investasi melakukan pengeboran di Indonesia setidaknya perusahaan minyak harus memiliki izin sebanyak 285 izin. Waktu yang diperlukan untuk mengurusi semua izin tersebut bertahun-tahun.

Wakil Presiden Boediono telah memrintahkan agar pemerintah pusat, daerah dan SKK Miga segera mempercepat pembentukan Service Level Agreement (SLA) terkait perizinan di Industri Migas. SLA untuk sektor kelistrikan sudah pernah dibuat dan berjalan.

4. Perizinan dan Pembebasan Lahan

Sudah menjadi momok bagi perusahaan migas yang berinvestasi di Indonesia. Perizinan dan lahan merupakan masalah klasik bagi mereka.

Untuk investasi melakukan pengeboran di Indonesia setidaknya perusahaan minyak harus memiliki izin sebanyak 285 izin. Waktu yang diperlukan untuk mengurusi semua izin tersebut bertahun-tahun.

Wakil Presiden Boediono telah memrintahkan agar pemerintah pusat, daerah dan SKK Miga segera mempercepat pembentukan Service Level Agreement (SLA) terkait perizinan di Industri Migas. SLA untuk sektor kelistrikan sudah pernah dibuat dan berjalan.

5. Pengadaan Barang

Rig, truk, kapal, pipa dan sebagainya merupakan peralatan yang dibutuhkan dalam pengeboran minyak. Namun dalam pengadaannya sering sekali terkendala.

Untuk mengatasi hal ini, SKK Migas telah melakukan pemutakhiran proses bisnis dalam pengadaan dan meningkatkan akuntabilitas dan Good Corporate Gevernance sehingga pengadaan barang lebih cepat dilakukan.

5. Pengadaan Barang

Rig, truk, kapal, pipa dan sebagainya merupakan peralatan yang dibutuhkan dalam pengeboran minyak. Namun dalam pengadaannya sering sekali terkendala.

Untuk mengatasi hal ini, SKK Migas telah melakukan pemutakhiran proses bisnis dalam pengadaan dan meningkatkan akuntabilitas dan Good Corporate Gevernance sehingga pengadaan barang lebih cepat dilakukan.
Halaman 2 dari 12
(rrd/ang)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads