"Bangun transmisi listrik itu loh kan sudah ditemukan cara bagaimana dengan cepat yakni dalam waktu 30 bulan transmisi listrik yang 500 Kv sudah seperti Jawa jadi Sumatera nggak tertinggal lagi, nah tapi sistem pendanaanya bagaimana jelas janga ada lagi pinjman dari luar negeri," kata Dahlan usai rapim di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Rabu (28/5/2014).
Tol listrik dibangun membentang dari Sumatera bagian selatan menuju Sumatera bagian utara. Dahlan menjelaskan konsep pendanaan masih dimatangkan antara pihak pengguna yakni PLN dan investor yakni BUMN karya dan perbankan.
"Ini lagi dirundingkan seperti apa. Sekarang lebih akan meniru Tol Cipularang, pendaanaan modelnya mirip seperti waktu bangun tol Cipularang," sebutnya.
Sebelum rapat ditutup, Dahlan langsung meninggalkan ruang rapat karena harus bertemu Wakil Presiden Boediono. Sementara Itu, Sekretaris Kementerian BUMN Imam A. Putro menerangkan pembicaraan proyek sinergi tol listrik terus berjalan.
"Perbankan dan BUMN karya mau berbicara soal transmisi Sumatera. Kajiannya belum. Ini proyek mirip Tol Cipularang," kata Imam.
Tol listrik ini akan membentang lebih dari 1.000 km di pulau Sumatera. Biaya yang diperlukan untuk mega proyek ini diperkirakan masih dihitung, namun nilainya bisa puluhan triliun rupiah.
Pembangunan proyek ini akan dimulai dari selatan hingga utara Sumatra. Rencananya pembangunan proyek transmisi baru tersebut akan dibagi menjadi 12 paket dan dikerjakan oleh 6 perusahaan pelat merah.
PT PLN (Persero) akan mengerjakan paket ke-12, sementara PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan mengerjakan paket 1 dan 2. Paket 3 dan 10 dilakukan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP), sedangkan paket 4 oleh PT Hutama Karya.
Lalu untuk paket 7, 8, dan 9 akan dikerjakan oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT), paket 6 dan 11 oleh PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan sisanya paket 5 masih dibahas apakah akan dikerjakan Adhi Karya atau Hutama Karya.
(feb/ang)











































