Ini Cara Mengemudi 'Hemat BBM' Versi Kementerian Lingkungan Hidup

Ini Cara Mengemudi 'Hemat BBM' Versi Kementerian Lingkungan Hidup

- detikFinance
Sabtu, 31 Mei 2014 12:05 WIB
Ini Cara Mengemudi Hemat BBM Versi Kementerian Lingkungan Hidup
Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) hari ini menggelar Fun Rally Eco Driving dengan rute awal halaman Jakarta Convention Center (JCC) menuju kantor KLH di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur.

Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan KLH Karliansyah mengatakan, acara ini dimaksudkan untuk melakukan sosialisasi metode mengemudi yang tepat untuk menekan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) seirit mungkin.

Sekitar 50 kendaraan roda empat turut ambil bagian dalam gelaran ini. "Semua mobil kita isi bensin jenis Pertamax sampai full tank (penuh). Nanti kita lihat dengan cara mengemudi seperti ini seberapa iritnya," kata Karliansyah di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Sabtu (31/5/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Praktisi Eco Driving dari Parma Consultan Heru Sugiarto menerangkan, Eco Driving yang dimaksud adalah rangkaian tata cara mengemudi yang secara langsung akan mendukung penghematan konsumsi BBM setiap kali mengemudi.

"Pertama adalah pengaturan persneling gigi. Makin tinggi posisi persneling akan semakin menghemat konsumsi bahan bakar," ujar Heru dalam kesempatan yang sama.

Dirinya memaparkan, untuk dapat mencapai posisi persneling yang tepat sehingga diperoleh konsumsi bahan bakar yang hemat adalah dengan menetapkan batas maksimal kecepatan untuk setiap posisi persneling gigi.

"Untuk gigi 1 maksimal 10 km/jam, gigi 2 maksimal 20 km/jam, gigi 3 maksimal 30 km/jam, gigi 4 maksimal 50 km/jam. Jadi posisi 50 km/jam sudah di gigi 5," papar dia.

Berikutnya adalah mengatur kecepatan dengan pengereman. Heru menyarankan untuk melakukan pengereman dengan lebih lembut, bukan pengereman mendadak. Pengereman mendadak akan mengakibatkan kendaraan kehilangan energi kinetik, sehingga mesin membutuhkan daya lebih besar untuk kembali bergerak.

"Aggressive driving bukan sebuah kebanggan. It's a crazy," kata dia.

Cara berikutnya adalah dengan mengatur penggunaan penyejuk udara pada saat mengemudi.

"AC itu bukan untuk mendinginkan tapi untuk menyesuaikan dengan udara di luar. Konsumsi BBM dari penggunaan AC (penyejuk udara) kalau pendinginan maksimal 20% dari total konsumsi BBM saat kita berkendara. Apa lagi kalau dalam keadaan macet," paparnya.

Heru pun memberi saran untuk dapat menerapkan eco driving dalam berkendara sehari-hari. "Pahami rute perjalanan seperti tanjakan dan turunan untuk memanfaatkan energi kinetik. Jangan tergesa-gesa turunkan gigi saat jalan berliku. Dan selektif memilih jalur," pungkasnya.

Acara ini memang dilakukan untuk menekan konsumsi BBM, khususnya BBM subsidi yang makin tinggi. Belum lagi, menurut informasi KLH, lebih dari separuh BBM di Indonesia diperoleh dari impor. Ini membuat beban subsidi BBM makin tinggi dan mencapai lebih dari Rp 200 triliun tahun ini.

Ada juga gerakan puasa subsidi BBM yang didengungkan pemerintah, yang targetnya menghemat Rp 48 triliun per tahun. Untuk cara menyetir hemat BBM ini, bila dilakukan oleh semua masyarakat, maka akan ada penghematan penggunaan BBM sebesar 140 ribu hingga 200 ribu barel per harinya.

(dnl/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads