"Dari target 48 juta kl itu kita akan mengupayakan untuk bisa ditekan hingga 46,3 juta kl. Anggarannya sekitar Rp 7 triliun," ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik pada rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) di Gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Namun, Jero mengakui hal tersebut bukan persoalan yang mudah. Pemerintah harus menghadapi peningkatan populasi kendaraan bermotor yang luar biasa. Sepeda motor bertambah dengan laju 7,6 juta unit per tahun smeentara mobil 1,1 juta unit per tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tantangan selanjutnya adalah lonjakan konsumsi yang dikhawatirkan akan terjadi pada Juni hingga Agustus. Ada sejumlah momentum yang bisa meningkatkan konsumsi BBM seperti tahun ajaran baru, Ramadhan, Idul Fitri, hingga pemilihan presiden.
"Bapak-ibu anggota partai ini kan kampanye pasti pakai mobil, terus beli BBM. Tapi kita akan jaga itu," tutur Jero.
Program yang sudah dilaksanakan, lanjut Jero, adalah pelarangan konsumsi BBM bersubsidi oleh kendaraan dinas dan BUMN. Kemudian juga pelarangan untuk kendaraan di walayah pertambangan, perkebunan dan kehutanan.
"Itu sudah berjalan dan membuat konsumsi menurun," kata Jero.
Sebagai informasi, konsumsi BBM bersubsidi sampai kuartal I-2014 adalah 11,2 juta kiloliter. Ini terdiri dari premium 7,1 juta kl, solar 3,85 juta kl, dan kerosene (minyak tanah) 249 ribu kl.
Β
(mkl/hds)