Newmont: Kami Tidak Jual Tanah Air

Newmont: Kami Tidak Jual Tanah Air

- detikFinance
Kamis, 12 Jun 2014 13:53 WIB
Newmont: Kami Tidak Jual Tanah Air
Foto: Pabrik Konsentrat Newmont (Wiji-detikFinance)
Sumbawa Barat - Pihak PT Newmont Nusa Tenggara (NTT) menolak anggapan pihaknya menjual tambang mentah dan diekspor ke luar negeri. Specialist Media Relation PT NNT Ari Burhanuddin menegaskan Newmont hanya menjual dan mengekspor produk tambang olahan dalam bentuk konsentrat dengan nilai 95%.

"Kami tidak jual tanah air, nilai konsentrat yang kami hasilkan sudah 95%. Kita tinggal menambah 5% nilai tambah," tegas Ari kepada detikFinance saat memberikan penjelasan kepada media di area pertambangan Batu Hijau PT NTT di Kecamatan Sekongkang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis (12/06/2014).

Ari menjelaskan, proses olah tambang Newmont dilakukan dengan proses yang cukup panjang. Batuan tambang yang didapat dari areal tambang Batu Hijau Newmont di Kecamatan Sekongkang dikirim menggunakan mesin conveyer, lalu diolah menjadi konsentrat di pabrik pengolahan konsentrat yang memerlukan waktu 6 hingga 7 jam.

Kandungan tembaga yang terdapat di setiap 1 ton batu tambang yaitu 0,3%. Lalu setelah melalui proses penggilingan kadar tembaga meningkat menjadi 23-27%. Sedangkan untuk emas kadar di setiap 1 ton batuan adalah sebesar 0,07 gram/ton hingga 0,1 gram/ton. Setelah dikonsentrasikan kadar konsentrat emas meningkat antara 5-10 gram/ton.

Pabrik pengolahan mampu mengolah 110.000-120.000 ton bahan baku berupa batu tambang per hari menjadi konsentrat dengan produksi 1.000-1.500 ton/hari. Untuk memisahkan emas dan tembaga yang terkandung di dalam konsentrat butuh satu proses yang diolah oleh smelter.

Di dalam pabrik pengolahan ini, Ari mengungkapkan setidaknya ada 8 mesin utama antara lain terdiri dari 2 mesin sagmill dan 4 mesin bowmill. Setiap hari pabrik ini memerlukan listrik 96 megawatt (MW) dan 13.000 meter kubik air per jamnya dengan keterlibatan tenaga kerja hingga mencapai 1.000 orang.

"Hanya 1.500 ton konsentrat dengan nilai 95% yang kita hasilkan. Sedangkan tanah dan air sisanya kita olah kembali dan sudah kita tempatkan di laut kita. Proses ini sudah kita lakukan sejak lama," jelasnya.

(wij/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads