3 Tahun Program Bioethanol, Hasilnya Nol

3 Tahun Program Bioethanol, Hasilnya Nol

- detikFinance
Senin, 16 Jun 2014 17:02 WIB
3 Tahun Program Bioethanol, Hasilnya Nol
Jakarta - Pemerintah sudah merencanakan program produksi bioethanol untuk menekan impor BBM, khususnya bensin premium. Namun selama 3 tahun, program tersebut berjalan hasilnya nol.

"Berapa produksi bioethanol sekarang? Nol, nggak ada sama sekali, padahal program ini sudah ada sejak 3 tahun lalu," kata Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE Dadan Kusdiana ditemui di Gedung DPR, Senayan, Senin (16/6/2014).

Dadan mengatakan, tidak berjalannya program ini karena Kementerian Keuangan belum mengeluarkan Harga Indeks Pasar (HIP) untuk bioethanol. HIP merupakan harga patokan bagi produsen bioethanol sama seperti Indonesia Crude Price (ICP).

"Akibat belum keluarnya HIP tersebut produsen nggak mau produksi bioethanol, karena HIP yang ada saat ini masih di bawah biaya produksi," ujarnya.

HIP yang ada saat ini berkisar Rp 8.000 per liter, sementara biaya produksi bioethanol mencapai Rp 9.000-Rp 9.200 per liter. Sehingga bagi produsen tidak untung memproduksi bioetanol.

Kementerian Keuangan memang menyerahkan penentuan HIP atas rekomendasi BPKP, namun hasilnya dianggap kurang komprehensif, karena hanya menyangkut biaya produksi saja.

"Kan produksi bioethanol tidak hanya diproduksi saja, ada marketing juga, ada biaya angkut juga, makanya HIP belum juga keluar," ucapnya.

Dadan menambahkan lagi, apabila HIP ditentukan tidak komprehensif, atau lebih dari harga pasar, akan berdampak pada makin tingginya anggaran subsidi Bahan Bakar Nabati (BBN).

"Ya kalau ketinggian anggaran subsidinya membengkak, padahal kita ingin menekan subsidi baik dari sisi anggaran maupun volume," tutupnya.

Tahun ini pemerintah menargetkan produksi bioethanol mencapai 165.000 kilo liter.

(rrd/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads