Sudah banyak opsi yang diwacanakan pemerintah untuk mengendalikan pembengkakan anggaran subsidi BBM. Salah satunya adalah subsidi tetap, yang dimunculkan kembali oleh Chatib Basri, Menteri Keuangan, tahun lalu.
"Pemerintah meng-explore kemungkinan subsidi tetap," kata Chatib, Jumat (12/7/2013). Yang dimaksud sistem subsidi tetap adalah, pemerintah memberikan subsidi dengan nilai tetap untuk tiap liter BBM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juniman, Kepala Ekonom BII, kurang sepakat dengan pola subsidi tetap tersebut. Menurut dia, subsidi tetap tidak menyelesaikan masalah tetapi hanya menundanya.
"Dengan subsidi tetap, pemerintah tetap menanggung subsidi. Masih ada beban. Sayang uangnya," ujar Juniman kepada detikFinance, Kamis (3/7/2014).
Dengan subsidi tetap, lanjut Juniman, anggaran subsidi BBM bisa bertambah setiap tahunnya kalau kuota BBM bersubsidi juga dinaikkan. "Misalnya tahun ini kuota ditetapkan 46 juta kiloliter. Kalau tahun depan dinaikkan jadi 50 juta kiloliter, misalnya, subsidi yang diberikan pemerintah bertambah juga walau judulnya subsidi tetap," paparnya.
Oleh karena itu, Juniman mengusulkan kenaikan harga BBM bersubsidi secara bertahap hingga mencapai harga pasar. Kenaikan bertahap dengan jangka waktu yang jelas akan membuat masyarakat bersiap dan tidak ada aksi spekulasi.
"Memang ada shock, tapi tidak besar. Shock juga bisa ditangani dengan program bantuan sosial hasil penghematan subsidi BBM," tutur Juniman.
(hds/hen)











































