Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sendiri dalam rencana jangka panjangnya hingga 2050 memprediksi produksi minyak tidak akan mencapai 1 juta barel per hari. Justru jumlah minyak yang berhasil diproduksi turun menjadi di bawah 500.000 barel per hari.
"Saat ini kita memang sedang mengkorek-korek minyak, belum ketemu cadangan minyak baru yang jumlahnya besar. Kalau ada 60.000 barel pun saat ini kita kejar, kecil-kecil memang minyak yang kita temukan," ucap Sekretaris SKK Migas Gde Pradyana, Jumat (11/7/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kalau kita tidak menemukan cadangan minyak baru yang besar. Kalau ada mungkin jumlahnya produksinya akan terangkat," kata Gde.
Untuk tahun depan, produksi minyak nasional akan ada tambahan sekitar 140.086-223.056 barel per hari. "Itu mencakup 23 proyek yang akan mencapai produksi puncak pada 2015-2016. Mulai Banyu Urip dari MCL Cepu 165.000 barel, Bukit Tua yang dioperasikan Petronas sebanyak 20.000 barel, Lapangan YY dari PHE ONWJ 3.640 barel per hari, Lapangan Bunyu dari Pertamina EP sebanyak 5.711 barel per hari, sisanya kecil-kecil," ungkap Gde.
"Sementara industri hulu migas, menghadapi tantangan turunnya produksi minyak secara alami mencapai 15-20% per tahun, dengan pembersihan sumur, perawatan sumur dan pengerjaan lainnya penurunan produksi minyak dapat ditekan hanya mencapai 5% per tahun," tutupnya.
(rrd/hds)