"Kalau itu (kenaikan harga BBM) dilakukan, semua hal itu bisa selesai. Termasuk renewable energy. Karena kalau harga BBM naik, demand terhadap energi lain akan naik," kata Menteri Keuangan Chatib Basri di Gedung Djuanda, Kemenkeu, Jakarta, Rabu (23/7/2014).
Ia menuturkan, terhambatnya proses pengembangan energi terbarukan di dalam negeri karena harga BBM yang masih murah. "Permintaan terhadap renewable energy tidak bisa naik kalau harga BBM masih murah. Siapa yang mau pindah ke gas kalau BBM murah?" tutur Chatib.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siapa yang mau pindah ke gas kalau bedanya dengan subsidi cuma Rp 500 atau Rp 1.000. Belum lagi orang takut itu akan meledak," ujar Chatib.
Pada kesempatan berbeda, Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menuturkan bila ingin mengambil kebijakan kenaikan harga BBM, maka pemerintahan baru juga harus menyiapkan strategi program energi secara keseluruhan.
"Tidak bisa kalau cuma harga BBM naik saja. Harus ada untuk gas, biodiesel, itu harus roadmap-nya dulu," sebutnya.
Destry menyebutkan pemerintahan yang sekarang sebetulnya sudah memiliki roadmap energi, tetapi tidak berjalan optimal. "Dari program yang ada pasti dilihat dan dievaluasi dulu," ujarnya.
(mkl/hds)











































