Ekonom Ini Usulkan Harga BBM Subsidi Naik Jadi Rp 9.000/Liter

Ekonom Ini Usulkan Harga BBM Subsidi Naik Jadi Rp 9.000/Liter

- detikFinance
Rabu, 23 Jul 2014 19:57 WIB
Ekonom Ini Usulkan Harga BBM Subsidi Naik Jadi Rp 9.000/Liter
Jakarta - Pemerintahan baru dihadapkan pada berbagai macam tugas yang tidak ringan. Salah satunya soal subsidi bahan bakar minyak (BBM), yang semakin memberatkan anggaran negara.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) sendiri telah menetapkan bahwa pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai pemenang pemilihan presiden (pilpres) 2014. Jika tidak ada halangan, duet ini akan memimpin Indonesia selama 5 tahun ke depan dan harus berhadapan dengan masalah subsidi BBM.

Ekonom Standard Chartered Fauzi Ichsan mengatakan, pemerintahan Jokowi-JK diminta untuk segera menaikkan harga BBM paling tidak pada kuartal II-2014. Kebijakan ini dibutuhkan untuk menekan angka defisit anggaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertanyaannya adalah, apakah kabinet Jokowi siap menaikkan harga BBM? Menaikkan harga BBM memang harus dilakukan karena kalau tidak, defisit bisa melewati 2,5% bahkan 3% dari PDB (Produk Domestik Bruto) sehingga sulit mendanai proyek-proyek infrastruktur. Jadi mau nggak mau, harga BBM harus naik paling tidak di kuartal II-2015," papar Fauzi saat acara buka puasa bersama di Hotel JW Marriot, Jakarta, Rabu (23/7/2014).

Fauzi menyebutkan, saat ini produksi BBM Indonesia hanya sekitar 800 ribu barel per hari sementara konsumsinya mencapai 1,5 juta barel per hari. Untuk memenuhi kebutuhan dibutuhkan impor.

Sementara harga BBM impor rata-rata mencapai Rp 11.500 per liter, tetapi dijual seharga Rp 6.500 per liter. Selisih yang cukup lebar inilah yang membuat anggaran subsidi membengkak.

"Impor Rp 11.500 per liter harga internasional, BBM dijual di sini Rp 6.500 jadi selisih harga internasional sekitar 45%. Selisih ini dibiayai pemerintah dengan menerbitkan surat utang atau dibeli dengan utang," tegas Fauzi.

Kenaikan harga BBM, menurut Fauzi, idealnya adalah menjadi Rp 9.000 per liter. Langkah ini bisa dibagi dalam 2 tahap agar tidak terlalu menimbulkan guncangan di masyarakat.

"Jadi mungkin idealnya naik 35-45% dalam 2 tahap. Harga naik jadi Rp 9.000 per liter secara bertahap," tuturnya.

(drk/hds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads