"Ada 5 smelter yang sudah masuk dalam tahap konstruksi tahun ini," ungkap Kepala BKPM Mahendra Siregar di kantor BKPM, Jakarta, Kamis (24/7/2014).
Berikut rinciannya:
- PT Borneo Alumindo Prima di Kabupaten Ketapang, Kalbar. Total investasi US$ 4,5 miliar, menghasilkan aluminium oksida 4,5 juta ton. Investasi awal US$ 2,4 juta.
- PT Bintan Alumina Indonesia di Kabupaten Bintan, Kabupaten Riau. Total investasi US$ 100 juta mengasilkan 2 juta ton. Investasi awal US$ 9,5 juta.
- PT Well Harvest Winning Alumina Refinery di Kabupaten Ketapang, Kalbar. Total investasi US$ 968,4 juta, menghasilkan 2 juta ton. Ditargetkan mulai produksi awal 2015 dengan kapasitas awal 1 juta ton dan sisanya 2016.
- Ferronickel Antam perluasan pabrik di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Total investasi 522,7 juta. Sudah mulai dibangun yang akan menghasilkan ferronickel 500.000 ton (9.000-10.000 ton nickel content). Kebutuhan bahan baku 2,5 juta ton bijih nickel per tahun.
- PT Feni Haltim di Halmahera Timur, Maluku Utara. Total investasi US$ 1,78 miliar, menghasilkan 27.000 ton. Masih dalam tahap pencarian sumber dana.
Sebelumnya, telah ada 6 pabrik smelter yang telah produksi yaitu:
- Vale Indonesia (Nickel) di kabupaten Soroako, Sulawesi Selatan dengan nilai investai US$ 580 juta dengan kapasitas 80.953 nickel matte.
- Antam, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Nilai investasi US$ 297,7 juta dengan kapasitas 17.000 ton (bahan baku sendiri).
- Meratus Jaya Iron Steel di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel. Investasi US$ 142,3 juta menghasilkan sponge iron 315.000 ton per tahun
- Delta Prima Steel di Kabupaten Tanah Laut, Kalsel. Investasi US$ 26,9 juta akan hasilkan sponge iron sebanyak 100.000 ton per tahun
- Smelting di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Nilai investasi $ 852,6 juta akan menghasilkan coper chatode 300.000 ton, sulphuric acid 900.000 ton, anaoda slimes 2.000 ton, copper slag 600.000 ton, gypsum 31.000 ton, dan coppper telluride 102 ton. Kelanjutan proyek ini tergantung hasil renegosiasi kontrak karya Freeport Indonesia dan Newmont Nusa Tenggara.
- Indonesia Chemical Alumina di Kabupaten Sanggau, Kalbar. Nilai investasi US$ 352,2 juta akan menghasilkan aluminium oxide (CGA) sebanyak 135.000 ton dan aluminium hydroxide (aluminium tri hydrate) sebanyak 165.000 ton. Ditargetkan mulai berproduksi komersial April 2014.