ISIS Bisa Raup Rp 30 Miliar/Hari Jual Minyak Irak dan Suriah

ISIS Bisa Raup Rp 30 Miliar/Hari Jual Minyak Irak dan Suriah

- detikFinance
Selasa, 05 Agu 2014 13:45 WIB
ISIS Bisa Raup Rp 30 Miliar/Hari Jual Minyak Irak dan Suriah
Foto: Reuters
Jakarta - Pasukan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau kini bernama Daulah Islamiyah sudah menguasai lima ladang minyak dan gas (migas) yang berada di Irak dan Suriah. Analis memperkirakan, pasukan itu bisa meraup US$ 3 juta (Rp 30 miliar) per hari dari jualan minyak di pasar gelap.

Ladang minyak yang sudah mereka kuasai di antaranya Blok Shaar yang terbesar di Suriah dan Blok Ain Zalah yang terbesar di Irak. Para analis menilai pasukan ISIS sengaja membidik objek vital seperti ladang minyak dan bendungan demi tujuan pendanaan.

Analis Energi yang berdomisili di Dubai Robin Mills mengatakan, ISIS bisa mendapatkan US$ 1 juta hanya dengan menjual minyak dari ladang Irak. Jika ditambah dengan ladang di Suriah, total penjualannya bisa mencapai US$ 3 juta per hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi ladang minyak ini rata-rata sudah tua dan butuh teknologi khusus dalam pengambilannya, dan mereka (ISIS) tidak punya ini, jadi produksinya akan berkurang drastis," katanya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/8/2014).

Hal itu juga diamini oleh analis yang tergabung dalam INEGMA, Theodore Karasik. Menurutnya, dengan produksi yang rendah saja ISIS bisa mendapatkan US$ 100 juta (Rp 1 triliun) dalam sebulan.

"Mereka bisa menjual di harga US$ 30 per barel di pasar gelap, tidak perlu terpaku ke harga internasional resmi yang di atas US$ 100 per barel," kata Karasik.

Minyak-minyak ini, kata dia, dibawa dari Suriah emlalui Turki dan dipasarkan ke berbagai pasar gelap Eropa. Selain ladang minyak, ISIS juga sudah menguasai bendungan terbesar di Irak. Dalam waktu 24 jam tiga kota lainnya juga berhasil dikuasai.

Bendungan yang dikuasai ISIS ini merupakan objek vital negara kaya mnyak tersebut. Selain menghasilkan listrik tenaga air, bendungan ini juga membanjiri kota-kota besar Irak dengan mudah.

Hal ini menjadi ancaman yang serius bagi Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki's Shi'ite yang saat ini menjalankan pemerintahan.

Kemunculan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau kini bernama Daulah Islamiyah menimbulkan kekhawatiran di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Sepak terjang kelompok itu juga tak main-main. Sejumlah wilayah sudah dikuasainya. Namun kini muncul teori konspirasi tentang mereka.

Awalnya, ISIS menjadi perbincangan di Irak saja. Lalu kemudian berkembang hingga ke Suriah dan negara Timur Tengah lainnya. Saat ini, organisasi yang ingin mendirikan negara baru dengan sistem kekhalifahan Islam tersebut juga ramai didiskusikan di Indonesia.

(ang/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads