Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama berencana menghapus bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di wilayah ibukota. Pria yang akrab disapa Ahok itu ingin memulainya per 1 Januari 2015.
Menteri Keuangan Chatib Basri menilai rencana tersebut sangat positif. Bahkan, menurutnya langkah itu mampu mendorong penghematan konsumsi yang cukup besar.
"Bisa (mengurangi konsumsi)," kata Chatib kepada detikFinance, Minggu (10/8/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Konsumsi BBM di Jakarta, apalagi Jabodetabek, cukup signifikan," ujarnya
Dirjen Anggaran Kemenkeu Askolani menuturkan hal yang senada. Sesuai pagu APBN-Perubahan, tahun ini pemerintah menetapkan jatah BBM bersubsidi 46 juta kiloliter (kl). Turun dari rencana sebelumnya yaitu 48 juta kl.
Bila konsumsi dapat ditekan, menurutnya akan mampu menghemat anggaran setiap tahunnya. Apalagi Jakarta diketahui mendapat jatah paling besar untuk menkonsumsi BBM.
Akan tetapi, rencana tersebut tetap harus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat.
"Rencana tersebut harus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat, karena harus terkoordinasi dan sejalan dengan kebijakan pemerintah baru," tutur Askolani.
(mkl/hds)











































