Direktur Konstruksi dan Energi Terbarukan PLN Nasri Sebayang mengatakan, sampai akhir tahun ini, akan banyak sekali pembangkit listrik di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat hingga Aceh yang masuk dan beroperasi tahun ini.
"Pertama PLTU Teluk Sirih 2 x 112 MW (megawatt), sertifikat layak operasi (SLO) Juli kemarin dan sudah masuk secara komersialnya. Secara garis besar kondisi listrik di Sumatera sudah baiklah," ucap Narsi ditemui di ruang kerjanya, Kantor PLN Pusat, Rabu (13/8/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kami usahakan uji cobanya dilakukan pada siang hari, sehingga ketika mati lampu hanya siang, malamnya tidak," ucapnya.
Di samping itu, Sumatera Bagian Utara akan banyak kehadiran pembangkit listrik tahun ini dan makin memperkuat kondisi kelistrikan daerah tersebut.
Ia menambahkan di Aceh ada tambahan pasokan listrik dari PLTU Nagan Raya 2 x 110 MW untuk 1 unit sejak tahun lalu sudah operasi. Targetnya keseluruhan PLTU Nagan Raya seluruhnya sudah beroperasi penuh pada Agustus.
"Jadi pada Agustus nanti akan ada tambahan 220 MW dari Nagan Raya untuk pasok wilayah Aceh dan Sumatera Utara yang banyak padam-padam kemarin, dan 224 MW dari Teluk Sirih untuk memasok Sumatera Barat dan Riau," jelasnya.
Nasri menambahkan, defisit listrik di Sumatera Bagian Utara 150 MW-200 MW saat ini, dengan masuknya dua pembangkit tersebut, maka defisit listrik pasti berakhir.
"Itu belum lagi akan masuk PLTU Pangkalan Susu 2 x 220 MW yang sekarang tahap pengujian dan selesai Desember ini, artinya ada tambahan lagi di Sumut 440 MW," katanya.
Ia menambahkan lagi, belum lagi akan ada masuk PLTP Sarula 330 MW akhir 2017, PLMG Arun di Aceh 200 MW pada Triwulan I-2015.
"Artinya akan ada tambahan 990 MW di Sumatera Bagian Utara, sehingga doa kami tidak akan ada krisis listrik lagi di sana," tutupnya.
(rrd/zul)











































