Fase 1 dari total 3 fase pembangunan infrastruktur ini telah dilalui. Pembangunan diharapkan selesai 2019.
"Tahun 2009 Indonesia telah memulai kesiapan infrastruktur pembangunan PLTN fase 1. Dari hasil evaluasi, Indonesia dianggap sudah berhasil menyelesaikan fase 1 dan memungkinkan dapat melangkah ke fase 2, yakni persiapan pelaksanaan konstruksi," ungkap Kepala Batan Djarot Solistio W di Gedung BPPT, Jakarta, Kamis (21/8/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah persiapan selesai, kita bisa segera melakukan pembangunan konstruksi. Persiapan mungkin 1 tahun dan pembangunan konstruksi fisik membutuhkan waktu 3 tahun. Jadi, kira-kira 2019 kita sudah bisa punya," papar Djarot.
PLTN ini rencananya berdiri di atas lahan seluas 4 hektar di kawasan Serpong. PLTN ini dapat menghasilkan energi panas hingg 30 MW Thermal dan energi listrik sebesar 10 MW elektrik. Namun, PLTN ini tidak dioperasikan secara komersial.
"Ini baru non komersial jadi bentuknya Reaktor Daya Ekperimental. Listriknya ada tapi belum untuk dijual. Dengan pembangunan ini, kita akan menunjukkan ini rektor nuklir, ini listrik yang dihasilkan, dan ini aman," jelasnya.
(hds/hds)











































