Keluhan Warga, Pilih Harga BBM Naik daripada Antre Berjam-jam di SPBU

Keluhan Warga, Pilih Harga BBM Naik daripada Antre Berjam-jam di SPBU

- detikFinance
Minggu, 24 Agu 2014 16:54 WIB
Keluhan Warga, Pilih Harga BBM Naik daripada Antre Berjam-jam di SPBU
Jakarta - Warga Cirebon dan sekitarnya kesal terhadap kondisi kelangkaan BBM subsidi di beberapa SPBU di wilayahnya. Ada sebagian dari mereka lebih memilih harga BBM subsidi naik daripada sulit mendapatkan BBM dan harus mengantre berjam-jam.

Salah seorang warga Cirebon, Hedi Setiawan mengungkapkan kekesalannya karena kondisi tiga hari terakhir di wilayahnya, sulit mendapatkan BBM subsidi maupun non subsidi.

"Saya mengantre SPBU di daerah Kuningan berjam-jam. Pertamax habis, langka," kata Hedi dalam surat elektronik yang diterima detikFinance, Minggu (24/8/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hedi tak ingin kondisi ini terus berlanjut. Dia tak masalah harga naik asalkan pasokan BBM tetap tersedia, daripada harga tetap namun sulit mendapatkan bahkan harus mengantre berjam-jam.

"Tolong ke pemerintah kalau mau naik harga ya naik saja, yang penting ada barangnya. Saya yang rakyat kecil manut saja," tegasnya.

Sama dengan Hedi, Yoseph yang berdomisili di Winduhaji, Kuningan, Jawa Barat mengalami kesulitan mengisi bahan bakar kendaraannya sejak Jumat kemarin. Ia juga tak keberatan jika harga BBM bersubsidi naik asalkan pasokan BBM tetap aman.

"Sampai sekarang banyak pengendara motor dan mobil antre. Mereka tak mengharapkan Premium, Pertamax ataupun Pertamax Plus asalkan ada," katanya.

"Saya sebetulnya tidak mempermasalahkan premium naik atau dialihkan ke Pertamax asalkan ada pasokan, tidak tersendat tidak disembunyikan oleh oknum dengan maksud tertentu," kata Yoseph.

Begitu juga dengan Arif, warga Kuningan yang lebih memilih kenaikan harga BBM subsidi dibandingkan harus mengantre hingga berjam-jam, atau tanpa kejelasan.

"Saya dan mungkin juga masyarakat pada umumnya merasa tidak keberatan asalkan stok melimpah dan tidak harus mengantre hingga berjam-jam," kata Arif.

Bagi Anda yang punya pengalaman serupa, bisa mengirim ceritanya ke email redaksi, yaitu redaksi@detikfinance.com. Jangan lupa, sertakan nomor kontak yang bisa dihubungi.

(zul/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads