Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya mengatakan, kasus pencurian minyak yang melibatkan pegawainya itu sedang diselidiki keterlibatan dan jaringannya.
"Namun, yang ingin saya jelaskan, bahwa BBM yang beredar di Indonesia tidak semua itu bersubsidi. Ada berbagai jenis. Ada BBM subsidi, ini disalurkan Pertamina dan dua badan usaha lainnya," ujar Hanung di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (10/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada juga BBM yang dialokasikan untuk TNI. Lalu ada BBM yang dibeli Polri untuk internal operasional. Ada juga BBM yang diimpor langsung oleh industri besar," jelas Hanung.
"Jadi jelas ya, BBM itu bukan hanya Pertamina yang menyalurkan, kita harap aparat hukum dapat mengungkap BBM yang dicuri ini dari mana," tegas Hanung.
Sebelumnya, diberitakan kasus terakhir pencurian minyak dikuak oleh Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Tipid Eksus) Bareskrim Polri yang telah menahan empat tersangka dalam praktik korupsi dan pencucian uang dengan modus penggelapan BBM di wilayah Kepulauan Riau. Namun Polri belum menetapkan tersangka pelaku pidana asal (predicate crime) dalam kasus ini.
Empat tersangka yang sudah ditahan adalah Yusri (55) yang merupakan karyawan Pertamina Region I Tanjung Uban, Du Nun alias Aguan alias Anun (40) PHL TNI AL, Aripin Ahmad (33) PHL TNI AL, dan Niwen Khairiah (38) PNS Pemkot Batam. Modus kejahatan yang dilakukan adalah dengan melakukan korupsi dan pencucian uang terkait BBM ilegal.
Kasus ini pertama kali terungkap setelah polisi menangkap Niwen atas kepemilikan 'rekening gendut' yang diduga sebagai hasil tindak pidana pencucian uang pada Kamis (28/8/2014) lalu. Penangkapan itu berdasarkan informasi yang diperoleh Polri dari PPATK.
Sementara uang 'haram' yang berada dalam rekening Niwen diduga merupakan titipan kakaknya, Ahmad Mahbub yang diketahui sebagai pengusaha BBM ilegal. Polisi pun telah melakukan pemeriksaan terhadap Mahbub.
"Dia masih saksi. Tapi sudah kita cekal saat dia mau naik haji," kata Wadir Eksus Kombes Rahmad Sunanto di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (2/9/2014).
Rahmad mengungkapkan, modus penggelapan BBM yang dilakukan oleh Mahbub dan Yusri (karyawan Pertamina Region I Tanjung Uban) adalah dengan 'membuang' BBM di tengah perjalanan ke tempat tujuan.
"BBM dibawa dari Dumai, namun di tengah perjalanan tanker pembawa BBM 'kencing' dan jumlahnya sangat banyak," kata Rahmad tidak menyebut jumlah pasti BBM yang digelapkan.
(dnl/hds)











































