"Itu bagus sebagai pembelajaran. Bahwa pada suatu saat, memang BBM ini supaya negara bisa dibangun dengan baik, ada dana cukup, subsidi BBM ini harus mulai dikurangi, harus, itu menurut saya. Karena terlalu besar bebannya," kata Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina Suhartoko, dihubungi Jumat (19/9/2014).
Suhartoko mengungkapkan, anggaran subsidi BBM dan elpiji 3 kg tahun ini hampir mencapai Rp 300 triliun. Uang ini habis untuk 'dibakar', apalagi yang menggunakan orang mampu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi memang, mestinya ada pembelajaran harga BBM sesuai harga keekonomian, belajar. Itu maksud saya," tambah Suhartoko.
Menurutnya, hilangnya premium selama sepekan bagus untuk pembelajaran rakyat Indonesia. Namun memang perlu juga dipikirkan gejolak di masyarakat.
"Bisa jadi (ada gejolak) tapi harus dipetakan, saya tidak mengerti efek sosialnya dengan tidak ada BBM subsidi itu seperti apa. Makanya tadim solusinya dari pemerintah kan hanya ada dua, pemerintah baru harus membuka pasal di APBN yang mengunci volume BBM subsidi hanya 46 juta kiloliter (KL). Itu bisa melalui Perppu, kalau itu nggak bisa naikkan harga BBM subsidi," tutupnya.
(rrd/dnl)











































