Direktur Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia Joko Winarno mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut diperlukan pembangunan pembangkit baru. Setidaknya dalam 5 tahun ke depan, kebutuhan listrik Indonesia mencapai 25.000 MW. Dibutuhkan dana sedikitnya Rp 47 triliun agar target tersebut bisa tercapai.
"Statement Pak JK (Jusuf Kalla, Wakil Presiden) kemarin di seminar ketenagalistrikan, akan membangun pembangkit listrik selama 5 tahun 25.000 MW. Kalau dikalikan US$ 1.500 per KW, kira-kira butuh Rp 47 triliun. Itu supaya rasio elektrifikasi mencapai hampir 100%, saat ini baru 75%," paparnya dia saat ditemui di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (29/10/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita siap-siap 2016 akan krisis listrik karena proyek-proyek transmisi sudah tidak mampu menampung listrik. Butuh penampung baru," kata Joko, yang juga Dewan Pembina Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia.
Di luar Jawa saja, kata Joko, krisis listrik sudah terjadi. Pemadaman listrik sudah menjadi pemandangan biasa.
"Di luar Jawa krisis karena kebanyakan masih banyak pakai diesel, begitu minyaknya mahal ya listriknya mati. Itu orang Medan, Lampung, hampir tiap hari demo karena lsitriknya mati," kata Joko.
Untuk itu, lanjut Joko, pemerintah perlu mempercepat pembangunan pembangkit listrik. Kendala pembebasan lahan yang menghambat proses pembangunan perlu segera diatasi.
"Kita agak ketinggalan. Kita baru 10 ribu MW pada 2010 kemarin," tandasnya.
(drk/hds)











































