Ekonom Universitas Atma Jaya, Agustinus Prasetyantoko menyatakan kekagumannya terhada Presiden Joko Widodo yang berani mengambil risiko kehilangan popularitas demi kebaikan rakyatnya.
"Presiden Jokowi merupakan Presiden yang populer tapi tidak populis. Artinya kebijakan yang diambil itu membuatnya tidak disukai. Tapi ini tidak bisa dihindari. Masyarakat harus diedukasi," tutur dia dalam diskusi di Pisa Cafe, Jakarta, Sabtu (1/10/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ekonomi itu tidak hanya bicara hari ini. Tapi bicara waktu-waktu ke depan. Tidak enak saat ini tapi ke depannya pasti bisa lebih baik," tegas dia.
Dengan penghematan anggaran dari kenaikan harga BBM bersubsidi, negara akan memiliki ruang pendanaan yang lebih longgar sehingga banyak kegiatan pembangunan infrastruktur yang bisa dilakukan.
(dna/ang)











































