Direktur Pertamina Pun Ikut Blusukan Seperti Jokowi dan Menterinya

Direktur Pertamina Pun Ikut Blusukan Seperti Jokowi dan Menterinya

- detikFinance
Selasa, 11 Nov 2014 13:42 WIB
Direktur Pertamina Pun Ikut Blusukan Seperti Jokowi dan Menterinya
Jakarta - Era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) identik dengan aksi blusukan, turun ke lapangan dan melihat persoalan yang riil terjadi. Tak hanya menterinya, aksi blusukan juga dilakukan oleh pejabat BUMN.

Pagi ini, Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Hanung Budya melakukan blusukan ke kampung nelayan di Tanjung Pasir, Tangerang, Banten.

Tujuan blusukan kali ini adalah untuk mengecek akses bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang diberikan untuk nelayan. Hanung datang pukul 09.00-11.00 WIB ditemani sejumlah pejabat Pertamina lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanung mendatangi stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) yang ada di perkampungan nelayan tersebut. Satu masalah langsung dia temui. Ternyata mesin pengisi BBM di SPBN tersebut rusak sebagian dan belum ada bantuan dari pemerintah. Hanung pun berjanji, dalam seminggu, mesin SPBN tua tersebut akan diganti.

"Tujuan kami ke sini untuk mengecek di lapangan kemudahan akses nelayan mendapatkan BBM bagaimana. Kami ingin pastikan bahwa Pertamina mendukung anggaran penyediaan BBM. Mendukung kebijakan poros maritim," kata Hanung, Selasa (11/11/2014).

Dia mengatakan, Pertamina akan duduk bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk berkoordinasi soal peran Pertamina dalam mendukung program maritim Presiden Jokowi.

Pada kesempatan itu, Hanung mengatakan, BBM subsidi yang diberikan pemerintah melalui Pertamina sudah seharusnya untuk nelayan-nelayan kecil. Sementara pengusaha perikanan dengan kapal ikan di atas 60 gross ton (GT) tak layak menggunakan BBM subsidi.

"Menurut saya kapal kapal besar ini kapal yang di atas 60 GT dan sebagainya, pada umumnya itu pemiliknya pengusaha yang kuat ada pengusaha yang punya di atas 20-30 kapal. Sebaiknya mereka jangan memakai BBM yang bersubsidi. lebih baik untuk nelayan kecil," papar Hanung.

Kemudian dari blusukan yang dia lakukan, Hanung menemukan, jarak SPBN dengan kapal nelayan cukup jauh, sehingga akan ada ongkos angkut lagi.

"Kedua dari SPBU ke pantai ada masalah surat izinnya karena pakai jeriken. Di jalan suka dicegat dengan aparat. Jadi untuk lokasi seperti ini harus ada SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan). Ada 66 yang total telah identifikasi bersama dengan KKP dan dalam waktu satu bulan ini, Pertamina dalam bentuk CSR akan menyediakan 10 set, nanti ditentukan lolasinya di mana," tutur Hanung.

Hingga Oktober 2014, Pertamina telah menyalurkan BBM bersubsidi untuk nelayan sekitar 1,5 juta kiloliter (KL). Selama ini, nelayan mendapatkan pasokan dari 1.277 unit penyalur, baik berupa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN), Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN), Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Bunker, SPBU, APMS, serta TBBM.

Pertamina akan melakukan percepatan pengembangan penyediaan lembaga penyalur khusus untuk nelayan, dengan pola SPDN-Transportable. SPDN-Transportable adalah SPDN yang dikembangkan dengan menggunakan mobil tangki BBM berkapasitas 10 KL, sehingga dapat menjangkau lebih banyak wilayah pelabuhan kecil.

Lalu guna memastikan pasokan BBM untuk nelayan tersebut tepat sasaran, Pertamina juga telah mulai menginisiasi kerjasama dengan perbankan dan juga Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, untuk penggunaan kartu BBM khusus nelayan. Dengan kartu tersebut, satu kapal akan mendapatkan satu kartu yang dapat digunakan untuk membeli BBM bersubsidi.

(dnl/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads