"Saya sudah dengar apa masalah yang jadi pertimbangan dari Freeport. Nilai investasi memang tinggi dan membutuhkan banyak tenaga listrik, tapi smelter tetap harus dibangun di Papua, jangan di luar Papua," ujar Oesman di Jayapura, Papua,β Sabtu (15/11/2014).
Menurut Oesman, harus ada kerjasama antara Freeport dan Pemprov Papua. Bahkan lebih baik jika pembangunan smelter dibarengi dengan pembangunan pabrik semen dan pupuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, hingga saat ini Freeport Indonesia tak memiliki smelter sendiri. 60% hasil tambang Freeport diekspor dalam keadaan mentah ke luar negeri. Hanya 40% saja yang diolah di smelter yang berada di Petrokimia, Gresik, Jatim.
Pemprov Papua Inisiatif Bangun Smelter
Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku akan segera membangun smelter di Timika, tak jauh dari tambang Freeport.
"Smelter nanti saya akan bangun, tapi itu Freeport harus mau pakai. Kami bangunkan biar mereka pakai," kata Lukas saat ditemui di kantornya di Jayapura.
Lukas menyebut, Pemprov Papua sudah menggandeng sebuah perusahaan swasta asal Amerika. Perusahaan asal Amerika itu menyanggupi untuk membangun smelter di Timika.
"Ada perusahaan Amerika yang mau investasi. Mereka sudah datang dan sudah saya ajak ke Timika. Mereka mau saya minta bangun smelter di Timika," jelas Lukas.
Selain smelter, Pemprov Papua menurut Lukas juga akan segera membangun pembangkit listrik, pabrik semen dan pabrik pupuk. Gas buang dari smelter memang bisa digunakan untuk pupuk, seperti yang dilakukan di Petrokimia, Gresik, Jateng.
"Sekalian nanti kita buat itu pembangkit listrik, pabrik semen dan pupuk," tegas Lukas.
(kha/ang)











































