"Bisa dibilang saat ini kita sudah alami krisis listrik dan kita layak khawatir. Terutama di Sumatera dan Kalimatan yang pertumbuhan konsumsi listriknya sangat cepat, sementara tidak bisa diimbangi dengan tambahan pasokan listrik yang cukup," ujar Sudirman dalam rapat kerja di Gedung DPD, Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/11/2014).
Sudirman mengatakan, wilayah Jawa-Bali yang sistem kelistrikannya memiliki cadangan listrik 25-30%, saat ini masih sering mati lampu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menyelesaikan banyaknya daerah yang kekurangan listrik, dan ancaman krisis di Jawa-Bali, pemerintah telah membuat terobosan membangun pembangkit listrik, dengan total kapasitas 35.000 MW.
"Jadi 35.000 MW diperlukan untuk mencukupi kebutuhan listrik, tapi ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk membangun satu unit generator (pembangkit) butuh waktu 3-4 tahun. Jadi bagi yang sekarang masih byar-pet untuk saat ini apa boleh buat," ungkapnya.
"Memang ada cara instan dengan menggunakan diesel, tapi produksi listrik dari diesel ini sangat mahal, hampir Rp 3.000 per kWh. Bandingkan dengan batu bara hanya Rp 6.100/kWh, pakai gas Rp 655/kWh," tutupnya.
(rrd/dnl)











































