Fokus Tim Pendekar Migas Jokowi: Petral dan Transparansi Harga BBM

Fokus Tim Pendekar Migas Jokowi: Petral dan Transparansi Harga BBM

- detikFinance
Kamis, 27 Nov 2014 10:52 WIB
Fokus Tim Pendekar Migas Jokowi: Petral dan Transparansi Harga BBM
Jakarta - Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dipimpin Faisal Basri kemarin mengadakan rapat perdana dengan hampir seluruh anggotanya di Gedung Kementerian ESDM, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Tim ini juga disebut-sebut sebagai pemberantas mafia di sektor migas.

Faisal mengungkapkan, selain pembentukan tim kerja, ada beberapa masalah utama yang dibicarakan tim dan menjadi fokus utama untuk diselesaikan yaitu mengenai transparansi harga BBM subsidi dan masalah Petral.

Beberapa anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang hadir antara lain Fahmy Radhi, Dendi Ramdani, Rofikoh Rokhim, Chandra Hamzah, Darmawan Prasodjo, dan Joko Siswanto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini fokus yang akan dilakukan para pendekar migas pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini, Kamis (27/11/2014).

Sinergikan Hasil Kajian Praktisi

Kelompok kerja akan menyinergikan hasil kajian dari praktisi akademisi seperti dari UGM dan UI. Di sini, Darmawan Prasodjo ditugaskan untuk menyinergikan hasil sebagai kajian tim. Dari sana diharapkan keluar titik-titik permasalahan yang akan direkomendasikan untuk diselesaikan.

Tim Kasus

Beriktunya adalah pembentukan tim kerja kasuistik (kasus) yakni tim yang menangani kasus-kasus berat seperti kasus Petral. Untuk kasus Pertamina Energy Trading (Petral), Faisal telah membentuk tim khusus yang akan ditangani 4 anggota Tim Tata Kelola Migas, yaitu Rofikoh Rokhim, Fahmy Radhi, Darmawan Prasodjo, dan Dendi Ramdani.

"Tentu saja apalagi kalau bukan kasus Petral, jadi Petral jadi titik berat dianggap kasus tersendiri," kata Faisal.

Ungkap Bisnis Petral

Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dipimpin Faisal Basri akan menjadikan Pertamina Energy Trading (Petral) sebagai target utamanya. Bisnis anak usaha Pertamina yang berkantor di Singapura ini akan dibuka lebar-lebar.

Faisal mengatakan, pihaknya tidak perlu mendatangi kantor Petral di Singapura untuk mendapatkan data-data. Cukup dengan meminta Pertamina soal data-data yang diperlukan, karena Petral 100% milik Pertamina.

"Nanti kita akan minta Pertamina untuk berikan data soal trading selama 5 tahun terakhir. Kalau ini kita dapat segera ya bagus, nanti akan kita bandingkan dengan data dunia, apa yang aneh begitu, tapi kita akan minta dulu sementara. Ada yang bilang kita ke Singapura, kalau nggak ke Singapura kita dapat datanya kan nggak apa-apa," ujar Faisal usai rapat perdana tim tersebut di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (26/11/2014).

Adapun anggota-anggota dari tim ini, ujar Faisal, merupakan para ahli di bidangnya. Sehingga dirinya yakin bisa membuka dengan transparan bisnis permigasan di dalam negeri. Faisal tidak akan melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dalam membuka data bisnis Petral, Faisal mengatakan, dia akan bertanya siapa saja pelaku usaha migas yang memiliki hubungan dagang dengan Petral. Lalu bagaimana proses pembentukan harga dalam impor minyak atau BBM di Petral.

Transparansi Harga BBM Subsidi

Selain Petral, kasus yang akan diselesaikan Tim Tata Kelola Migas dalam waktu dekat adalah transparansi harga BBM subsidi. Cara ini dilakukan agar masyarakat bisa mengetahui berapa hitungan BBM subsidi sebenarnya.

"Harga pertamax, Shell sudah Rp 9.550/liter, premium Rp 8.500/liter dengan kualitas yang berbeda-beda. Ini kan tidak elok untuk dibiarkan begitu saja. Kami sudah berkomitmen untuk menciptakan transparansi, sehingga tidak menimbulkan teka-teki yang tidak perlu," jelasnya.
Halaman 2 dari 5
(ang/ang)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads