Dari total jumlah tersebut, baru sekitar 1.341 Megawatt atau sekitar 4,7% panas bumi yang dimanfaatkan. Dengan kata lain potensi tersebut belum tergarap secara maksimal.
"Potensi panas bumi kita sangat besar, tetapi pemanfaatnya baru sekitar 4% saja," ungkap Presiden Direktur PT Pertamina EP, Adriansyah, dalam acara CEO Talks “Strategi Pengelolaan dan Bisnis Energi” di Kantor Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (28/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita perlu mendorong pemanfaatan energi panas bumi. Hal itu bisa mengurangi ketergantungan kita akan minyak bumi," katanya.
Ia mengatakan penggunaan sumber energi terbarukan termasuk panas bumi perlu ditingkatkan dari 5% menjadi 17%. Namun bila tidak bisa dilakukan, ketergantungan terhadap impor minyak menjadi sangat tinggi.
"Kalau terus tergantung pada impor minyak itu akan mengganggu stabilitas ekonomi dan ketahanan nasional menjadi rendah," katanya.
Adriansyah menambahk langkah pemerintah mengubah paradigma pengelolaan energi dari manajemen berdasar suplai menjadi manajemen berdasar pemanfaatan adalah tepat untuk mengantisipasi kelangkaan energi di masa mendatang. Kedepan, pemerintah akan mengefisienkan kebutuhan energi dengan memaksimalkan penyediaan dan pemanfaatan energi terbarukan.
(bgs/hen)