Direktur IPA, Lukman Mahfoedz mengklaim bahwa 10 rekomendasi ini mampu menggenjot volume produksi migas Indonesia yang saat ini terus mengalami penurunan karena rendahnya tingkat penemuan lapangan migas baru.
"Indonesia eksplorasi tinggi, akan tetapi discovery-nya under. Jumlah yang ditemukan itu kalah banyak," kata Lukman di Dharmawangsa Hotel, Jakarta, Selasa (9/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, adalah pemangkasan birokrasi yang selama ini dinilai terlalu panjang dan rumit. "Sekarang ini ada 72 perizinan migas, khususnya untuk kegiatan eksplorasi. Melibatkan 17 instansi, ada 240 proses," ungkap Lukman.
Ketiga, lanjut Lukman, adalah penyedian insentif untuk membuat kegiatan eksplorasi menjadi sektor yang menarik bagi investor. Pasalnya, penurunan harga minyak yang terjadi saat ini membuat tantangan di industri migas semakin besar.
Keempat, adalah mempercepat realisasi mega proyek. "Seperti Chevron-IDD, Inpex Abadi Masela, BP Tangguh Train III, dan Pertamina East Natuna. Itu harus dipercepat eksekusinya supaya cepat produksi," tegas Lukman.
Kelima adalah optimalisasi produksi minyak berskala kecil. Bukan hanya meningkatkan penggunaan teknologi, tetapi juga harus selektif dalam menunjuk kontraktor.
"Seperti penerapan teknologi EOR (Enhanced Oil Recovery) untuk sumur-sumur yang cadangannya mulai menipis. Jadi akselerasinya lebih baik lagi dan diberikan kepada kontraktor yang commit," kata Lukman.
Keenam adalam mengurangi gangguan di lapangan operasi, seperti illegal tapping (pelubangan pipa ilegal). Ketujuh adalah menguatkan regulasi sekaligus penegakan hukum dalam berbagai penyelesaian urusan-urusan kriminalisasi terkait kegiatan operasi hulu migas, dari mulai pencarian hingga produksi.
Kedelapan, tambah Lukman, adalah mempersingkat proses komersialisasi. Kesembilan adalah memperkecil penurunan produksi di lapangan tua.
Kesepuluh adalah menerapkan Inpres No 2/2012 tentang Peningkatan Produksi Minyak Bumi Nasional. "Dalam impres ini harus dicapai target produksi yang 1 juta barel per hari. Harus diterapkan secara konsisten oleh pemerintah," ucapnya.
Saat ini, produksi minyak Indonesia ada di kisaran 800-900 ribu barel per hari. Dalam APBN 2015, asumsi lifting atau produksi siap jual minyak adalah 900 ribu barel per hari.
(dna/hds)