Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kalimantan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprogramkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) atau Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di pulau terbesar di Indonesia tersebut.
"Kita prioritas PLTU atau PLTG. Nanti kalau batu bara dan gas habis, baru coba PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Sekarang tidak prioritas," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago di Wisma Wali Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (15/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapasitas 600 megawatt untuk masyarakat dan tambang saja, aman. Tapi kalau ingin daya tarik usaha dan untuk industri, perlu sampai 1.000 megawatt. Perlu surplus," jelasnya.
Bappenas memperkirakan, untuk pembangunan 3 PLTU dengan kapasitas masing-masing 200 megawatt diperlukan anggaran sekitar Rp 6 triliun.
"Kita lihat mana yang bisa terwujud dengan cepat, paling tidak dalam 3 tahun ini sudah kelihatan wujudnya. Kalau misalnya yang (proyek PLTU) 200 megawatt, ya itu saja bisa," ucap Andrinof.
(rmd/hds)











































