Ketua Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia (APCNGI), Robbi S. Sukardi mengatakan, penggunaan BBG tidak efisien untuk roda 2 atau sepeda motor, karena ruang tangki kurang maksimal untuk BBG.
"Secara manufaktur (industri) itu tidak menarik. Sebab kalau dipertahankan dengan ukuran standar, pengguna motor harus lebih sering isi bahan bakar. Karena misalnya satu gelas di isi bensin muat 10 liter, kalau diisi gas hanya muat 3 liter setara premium (lsp)," jelas Robbi saat dihubungi, Jumat (19/12/2104).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah, ujar Robbi juga harus mendorong produsen atau Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), untuk menyediakan kendaraan yang dilengkapi dengan converter kit, sehingga bisa langsung menggunakan BBG.
(dna/dnl)