"Senin (29/12/2014) akan dimatangkan. Salah satu opsinya adalah Premium dilepaskan saja subsidinya, sehingga harga keekonomian yang berlaku," ungkap Menteri ESDM Sudirman Said kala ditemui detikFinance di kediaman pribadinya, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (28/12/2014).
Sudirman menambahkan, momentum turunnya harga minyak dunia saat ini dianggap tepat untuk menghapuskan subsidi Premium. Dengan turunnya harga minyak mentah dunia, harga keekonomian Premium sekarang lebih rendah daripada yang ditetapkan pemerintah pada November lalu, yakni Rp 8.500/liter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau sekarang untung, lanjut Sudirman, tapi secara keseluruhan dalam setahun ini pemerintah masih nombok subsidi BBM. "Secara keseluruhan net-nya dalam setahun belum untung, karena lebih banyak subsidi," katanya.
Dengan dihapusnya subsidi untuk Premium, menurut Sudirman, maka tidak akan lagi ada kehebohan setiap tahun ketika pemerintah harus menyesuaikan harga BBM. Pemerintah hanya akan memberi subsidi kepada BBM diesel (Solar).
"Jadi mumpung harga minyaknya begitu rendah, sudah saja lepaskan subsidinya sehingga harga keekonomian berlaku. Kemudian subsidi diberikan kepada Solar saja. Dengan begitu kehebohan tiap tahun pemerintah menyesuaikan harga bisa dikurangi. Kita hanya mengurus 1 barang subsidi," jelas Sudirman.
"Mungkin kecenderungannya akan ke sana. Nanti Selasa kita lihat saja," tambahnya.
(rrd/hds)