Direktur Energi, Telekomunikasi Informatika Kementerian PPN/Bappenas Jadhie Judodiniar Ardajat mengatakan, keempat daerah itu adalah Kalimantan Timur dan Utara; Belitung; Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
"Kalau daerah yang masuk dalam lingkaran kuning ini hati-hati, artinya reserve margin-nya (cadangan) itu sudah tipis," ungkap Jadhie di kantornya, Jakarta, Kamis (8/1/2014)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Inilah yang prioritas, artinya jika sisa proyek 10 ribu megawatt tahap 1 selesai, bisa teratasi. Sisa proyek 10 ribu megawatt (MW) tahap 1 itu sekitar 2.000 MW, semuanya PLTU, ukuran unitnya mulai dari skala 7 MW sampai 100 MW. Kebanyakan di luar Jawa," terangnya.
Berikut rincianya:
Kalimantan Timur dan Utara 467 MW (sisa cadangan 0,9%)
Belitung 32 MW (6,3%)
Nusa Tenggara Timur 141 MW (9,9%)
Papua 205 MW (5,8%)
Sementara 9 daerah yang sudah terkena krisis listrik adalah:
- Aceh dan Sumatera Utara 1788 MW (-9%)
- Sumatera Barat - Riau 1194 MW (-2,7%)
- Bangka 130 MW (-10,8%)
- Sumatera Bagian Selatan 1.493 MW (-4,1%)
- Kalimantan Barat 406 MW (-8,4%)
- Kalimantan Selatan dan Tengah 543 MW (-0,2%)
- Nusa Tenggara Barat 260 MW (-7,7%)
- Maluku 140 MW (-3,8%)
- Sulawesi Tengah, Utara dan Gorontalo 520 MW (-6,8%)
"Penyebabnya paling pokok itu karena yang proyek 10 ribu megawatt atau Fast Track Project I itu belum selesai sekitar 2.000 megawatt," jelas Jadhie.
Harusnya proyek tersebut selesai pada 2015 atau 2016. Sehingga risiko pemadaman listrik tidak terjadi.
(mkl/dnl)











































