4 Daerah Ini 'Dihantui' Krisis Listrik

4 Daerah Ini 'Dihantui' Krisis Listrik

- detikFinance
Kamis, 08 Jan 2015 17:43 WIB
4 Daerah Ini Dihantui Krisis Listrik
Jakarta - Sembilan daerah di Indonesia sudah dinyatakan krisis listrik. Ada juga 4 daerah yang 'dihantui' krisis listrik, karena cadangan atau pasokan listriknya sangat tipis.

Direktur Energi, Telekomunikasi Informatika Kementerian PPN/Bappenas Jadhie Judodiniar Ardajat mengatakan, keempat daerah itu adalah Kalimantan Timur dan Utara; Belitung; Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

"Kalau daerah yang masuk dalam lingkaran kuning ini hati-hati, artinya reserve margin-nya (cadangan) itu sudah tipis," ungkap Jadhie di kantornya, Jakarta, Kamis (8/1/2014)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harusnya, menurut Jadhie, wilayah ini menjadi prioritas dalam setahun ke depan. Terutama dengan cara mengebut proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik tahap I.

"Inilah yang prioritas, artinya jika sisa proyek 10 ribu megawatt tahap 1 selesai, bisa teratasi. Sisa proyek 10 ribu megawatt (MW) tahap 1 itu sekitar 2.000 MW, semuanya PLTU, ukuran unitnya mulai dari skala 7 MW sampai 100 MW. Kebanyakan di luar Jawa," terangnya.

Berikut rincianya:
Kalimantan Timur dan Utara 467 MW (sisa cadangan 0,9%)
Belitung 32 MW (6,3%)
Nusa Tenggara Timur 141 MW (9,9%)
Papua 205 MW (5,8%)

Sementara 9 daerah yang sudah terkena krisis listrik adalah:

  • Aceh dan Sumatera Utara 1788 MW (-9%)
  • Sumatera Barat - Riau 1194 MW (-2,7%)
  • Bangka 130 MW (-10,8%)
  • Sumatera Bagian Selatan 1.493 MW (-4,1%)
  • Kalimantan Barat 406 MW (-8,4%)
  • Kalimantan Selatan dan Tengah 543 MW (-0,2%)
  • Nusa Tenggara Barat 260 MW (-7,7%)
  • Maluku 140 MW (-3,8%)
  • Sulawesi Tengah, Utara dan Gorontalo 520 MW (-6,8%)
Sembilan daerah ini krisis listrik karena proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik tahap I yang belum selesai.

"Penyebabnya paling pokok itu karena yang proyek 10 ribu megawatt atau Fast Track Project I itu belum selesai sekitar 2.000 megawatt," jelas Jadhie.

Harusnya proyek tersebut selesai pada 2015 atau 2016. Sehingga risiko pemadaman listrik tidak terjadi.

(mkl/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads