Kilang Minyak RI Paling Tua Berusia 92 Tahun, Paling Baru 20 Tahun

Kilang Minyak RI Paling Tua Berusia 92 Tahun, Paling Baru 20 Tahun

- detikFinance
Senin, 26 Jan 2015 06:55 WIB
Jakarta -

Indonesia sudah sangat lama tidak membangun kilang minyak. Dari 6 kilang yang dimiliki saat ini ada yang usianya sudah mencapai 92 tahun, dan yang paling baru berumur 20 tahun.

Vice President Refining Technology Direktorat Pengolahan PT Pertamina (Persero) Budi Santoso Syarif mengatakan, Pertamina memiliki 6 kilang minyak yang masih beroperasi sampai saat ini.

"Dari 6 kilang minyak tersebut, usianya ada yang 92 tahun dan paling baru usinya 20 tahun," ucap Budi di workshop Direktorat Pengolahan Pertamina, Sabtu (24/1/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi mengatakan, pertamina kilang Dumai (pengolahan unit II), di Sumatera, kilang tersebut berdiri pada 1972, lalu diperluas 1983.

"Kilang ini kapasitas pengolahannya sebesar 170.000 barel per hari atau 170 MBSD (million barel steam per day)," katanya.

Ia melanjutkan, Kilang Plaju (pengolahan unit III) beridiri pada 1935, lalu diperluas pada 1993.

"Kapasitas kilang Plaju mencapai 125.000 barel per hari diperluas pada 1993 dengan menambah peralatan untuk produksi produk petrokimia yaitu Purified Terapthalic Acid (PTA)," katanya lagi.

Kemudian, Kilang Cilacap (pengolahan unit IV), berdiri pada 1976, lalu diperluas dengan unit pengolahan petrokimia mulai dari Paraxylene, Fuel Oil Complex (FOC), dan Residual Fluid Catalytic Cracker (RFCC). Kapasitas 340.000 barel per hari.

"FOC digunakan karena Kilang Cilacap mendapatkan pasokan minyak dari Arab Saudi yang berjenis seweet crude. Minyak dari Arab Saudi ini menghasilkan pelumas. Kedua pada 2015 ditambah unit RFCC yang digunakan untuk mengolah lagi residu atau ampas dari pengolahan kilang, menjadi bensin premium," jelasnya.

Selanjutnya ada kilang Balikpapan (unit pengolahan V), didirikan pada 1992. Kilang ini merupakan kilang paling tua yang dimiliki Pertamina dan masih beroperasi sampai saat ini.

"Kapasitas kilang Balikpapan mencapai 260.000 barel per hari. Kilang Balikpapan pada 1983 diperluas, lalu pada 1997 diperluas lagi. Dengan dapat mengolah LPG, Hydro Cracking Unibon (HCU) dan lainnya," ungkapnya.

Kilang selanjutnya adalah Kilang Balongan (unit pengolahan VI), berdiri pada 1994, diperluas 2005 dan 2012.

"Selain mengolah minyak mentah, Kilang Balongan dilengkapi RCC Off Gas to Propylene Project (ROPP) atau pemanfaatan gas buang, dan unit pengolahan Kilang Langit Biru Balongan, produksi bahan bakar yang ramah lingkungan," kata Budi.

Terakhir, kilang Sorong (unit pengolahan VII), yang berdiri pada 1995.

"Kapasitas pengolahan kilang Balongan mencapai 10.000 barel per hari. Sehingga total kapasitas pengolahan minyak 6 kilang Pertamina sebanyak 1,03 juta barel per hari," tutup Budi.

(rrd/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads