Hal tersebut dikemukakan JK kala memberi sambutan di acara Nikkei Forum di Hotel Kempinsky, Jakarta, Rabu (28/1/2015). Acara tersebut dihadiri oleh para pengusaha, termasuk dari Jepang.
Menurut JK, sudah lama APBN terbeban dengan belanja-belanja yang tidak produktif tetapi nilainya besar. Misalnya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan belanja terkait birokrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JK mencontohkan, dulu 20% dari APBN terkuras untuk subsidi BBM dan listrik. Kini, subsidi BBM sudah diubah. Premium sudah tidak disubsidi, sementara Solar diberikan subsidi tetap Rp 1.000/liter.
Namun, JK mengungkapkan nantinya subsidi BBM akan benar-benar dihapuskan. Dia menyebut waktu 2 tahun untuk menghapus subsidi BBM.
"Subsidi tahap demi tahap akan dihapuskan, sehingga 2 tahun lagi tidak beri subsidi bahan bakar akibat turunnya harga minyak itu sendiri," ungkap JK.
Selain itu, lanjut JK, pemerintah juga memangkas anggaran birokrasi yang tidak mendesak. "Biaya pemerintahan perjalanan dan sebagainya dikurangi, dipotong 50%," tegasnya.
Dari penghematan yang tercipta, tambah JK, pemerintah akan mengalihkannya ke 4 sektor yaitu infrastruktur, pertanian, pendidikan, dan kesehatan.
"Sehingga kita punya jalan lebih panjang, kereta api yang lebih banyak, listrik 2 kali lipat dari sekarang, pelabuhan lebih banyak, fasilitas transportasi lebih baik. Itu dalam waktu 5 tahun," ucap JK.
(hds/hen)











































