Atas serangan Ahok tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno justru membela para bawahannya di PLN. Langkah PLN dinilai tepat dengan memadamkan aliran listrik pada daerah yang terendam banjir.
"Tentu keselamatan masyarakat yang utama. Kemarin yang ditakutkan PLN kalau ada genangan air. Ini mudah terkena setrum karena aliran langsung menjalar," kata Rini di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (13/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sayang harapan banjir ke depan bagaimana trafo, bagaimana jaringan bisa lebih aman," sebutnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN Sofyan Basir membenarkan pihaknya sempat melakukan pemadaman listrik selama 2 jam di area Pluit saat banjir Senin kemarin. Pemadaman ini dilakukan untuk mencari jalur distribusi listrik yang aman.
Selain itu, PLN juga mempertimbangkan aspek keselamatan bagi warga yang rumahnya terendam banjir. Proses tersebut telah mengikuti Standard Operational Procedure (SOP).
"Suka nggak suka karena jalur distribusi Pluit sebelum tergenang banjir penting untuk dimatikan sementara untuk ubah jalur atau manuver jalur, sehingga saat banjir besar Waduk Pluit jalan. Proses manuver diperlukan waktu 2 jam," jelasnya.
Saat banjir kemarin, PLN memang memadamkan gardu listrik 625 unit di seluruh Jabodetabek. Pemadaman dilakukan karena latar belakang risiko.
"Dia (Ahok) ingin agar saat banjir, PLN jalan. Kami sampaikan, kita nggak jalan kalau membahayakan masyarakat," jelasnya.
Ia pun meminta kepada Ahok selaku pimpinan daerah DKI untuk memiliki genset mandiri. Genset ini bisa diaktifkan saat terjadi kondisi darurat.
"Sebaiknya DKI untuk lokasi strategis memiliki genset sendiri. Seperti gedung dan under pass saja punya genset sendiri. Begitu air naik, genset hidup walapun pompa terendam air karena genset ditaruh di atas," ujarnya.
(feb/ang)











































