Kali ini, detikFinance berkesempatan untuk menengok salah satu tambang bawah tanah milik Freeport yaitu DOZ. Tambang ini sudah beroperasi sejak tahun 2000 dan mulai berproduksi pada 2001.
Sebelum masuk ke tambang, seluruh peserta harus menggunakan peralatan keselamatan (safety gear). Mulai dari helm, kacamata (goggles), rompi (vest), alat bantu pernafasan yang dibutuhkan dalam kondisi darurat, dan sepatu boot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masuk ke tambang DOZ, udara mulai mengigit. Maklum, suhu di dalam tambang bawah tanah ini sekitar 16 derajat celcius.
Suasana bawah tanah dipadukan dengan cahaya lampu temaram menjadi teman di tambang DOZ. Dinding yang berlapis semen tembak (shotcrete) dan atap hitam pun menjadi pemandangan yang tidak pernah lepas dari mata.
Meski tambang bawah tanah, tetapi udara di DOZ cukup bersih. Pasalnya, ada kipas besar bertenaga 2.000 tenaga kuda yang menyaring udara kotor.
Anton Priatna, salah satu Underground Engineer Freeport Indonesia, mengatakan di tambang DOZ total ada sekitar 2.000 karyawan. Tambang ini beroperasi 24 jam sehari 7 hari seminggu yang terbagi menjadi 3 shift.
"Produksi tambang DOZ ditargetkan 80.000 ton ore per hari, tetapi sekarang masih 60.000 ton ore per hari," kata Anton di tambang DOZ, Timika, Papua, Sabtu (14/2/2015).
Nurhadi Sabirin, EVP & General Manager Freepot Indonesia, mengatakan cadangan tambang DOZ tinggal tersisa 5-6 tahun lagi. Cadangan di tambang DOZ sendiri adalah sekitar 400-450 juta ton.
"Dari cadangan itu, sudah 300 juta ton yang kita tambang," ujar Nurhadi.
Kala cadangan mineral berharga di tambang DOZ habis, Freeport sudah menyiapkan gantinya yaitu DMLZ dan Grasberg Blok Caving. Kapasitas produksi DMLZ diperkirakan 85.000 ton ore per hari sementara Grasberg Block Caving mencapai 150.000 ton.
"Puncak produksi DMLZ adalah pada 2022. Sedangkan Grasberg Block Caving iitu puncaknya 2025," kata Nurhadi.
(hds/ang)











































