"Hari ini tercapai kesepakatan penting, bukan hanya soal Freeport tapi pembangunan kawasan. Kami sepakat mengangkat isu Freeport dan smelter bukan isu politik, tapi ekonomi dan pembangunan," kata Sudirman kemarin.
Beberapa kesepakatan yang tercapai antara lain Freeport dan pemerintah sepakat rencana membangun smelter di Papua. Menjadi catatan, ini adalah bagian dari pembangunan smelter nasional. Yang dibangun adalah fasilitas nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut fakta-fakta mengenai smelter tersebut, seperti dirangkum detikFinance, Senin (16/2/2015).
Tidak Dibangun oleh Freeport
|
|
Menteri ESDM Sudirman Said menjelaskan hal ini. Menurut dia, keputusan ini sudah menguntungkan bagi semua pihak.
"Freeport sudah punya smelter di Gresik (PT Smelting, yang 25% sahamnya dimiliki Freeport Indonesia), sementara masyarakat Papua minta ada smelter di sana. Kalau Freeport dibebankan di 2 tempat menjadi kurang ekonomis," jelas Sudirman.
Pemerintah daerah, lanjut Sudirman, kebetulan berminat juga membangun smelter. Kebetulan pula ada investor asing yang berminat.
Freeport Hanya Pasok Konsentrat
|
|
Presiden Direktur Freeport Indonesia Maβroef Sjamsoeddin mengatakan pembangunan smelter di Papua bisa menjawab tantangan yang saat ini terjadi. Smelter yang ada di Gresik (Jawa Timur) akan kesulitan bila beroperasi sendirian.
"Kapasitas yang ada saat ini di Gresik baru 40%, sekitar 1 juta ton yang tertampung. Untuk proyek underground kami saja produksinya sudah sekitar 2 juta ton. Kita bicara bukan hanya Freeport, tetapi ada Newmont dan lain-lain," kata Maroef kemarin.
Maroef mengatakan akan ada pembicaraan dengan pemda seputar pasokan konsentrat. "Nanti akan kami bicarakan lebih lanjut bagaimana Freeport Indonesia melakukan business supply konsentrat," ujarnya.
Investor dari Tiongkok
|
|
"Ada dari Tiongkok dan Amerika Serikat," ujar Eltinus kemarin.
Lukas Enembe, Gubernur Papua, mengatakan akan ada tim yang dibentuk untuk menyeleksi para calon investor. "Harus investor yang punya kemampuan," tegasnya.
Menurut Lukas, pemda Papua sudah siap dengan rencana pengembangan kawasan industri terintegrasi. Pemda juga siap bila harus menyiapkan lahan, bahkan dana.
"Perencanaan sudah siap, tinggal ada tim untuk menyeleksi investor yang punya kapasitas dan kemampuan. Lahan siap, uang juga kita persiapkan," jelas Lukas.β
Halaman 2 dari 4











































