"Kurangnya informasi dan sosialisasi ke masyarakat, membuat orang masih enggan pakai BBG. Padahal kenyataannya, kendaraan pakai BBG itu mesinnya bersih, tidak menimbilkan polusi, hemat, dan yang paling penting aman," ungkap President Direktur PT Gagas Energi Indonesia, Danny Praditya, ditemui di acara 9th Natutal Gas Vehicles & Infrastructure Indonesia Forum & Exhibition, di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (19/3/2015).
Tapi bagaimana bila dalam pemakaian BBG-nya bocor?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ada kebocoran pasti lampu indikator menyala, kebocoran juga hanya terjadi di sela sambungan pipa, kalau di tabungnya sangat jarang," kata Edgar di tempat yang sama.
Terkait keamanan, ia mengakui, ada beberapa contoh kasus pengguna BBG meledak, seperti yang pernah dialami busway di Jakarta.
"Tapi itu terjadi karena tabungnya tidak sesuai spesifikasi yang ditentukan. Tapi kalau semuanya sudah sesuai petunjuk penggunaan, semuanya aman," katanya,
Edgar sendiri dalam sehari-hari menggunakan BBG di mobilnya, dan selama ini tidak ada masalah. Indikator jumlah volume BBG jenis CNG di dalam tabung bisa diketahui, bila mau habis, bisa segera ke SPBG terdekat.
"Kalaupun habis di tengah jalan, kita tinggal pindahkan penggunaan bahan bakar ke bensin, perpindahannya juga cepat, mesin mobil tidak perlu dimatikan, tinggal tekan tombol, secara otomatis bahan bakar yang masuk ke mesin berganti dari CNG ke bensin atau sebaliknya," tutup Edgar.
(rrd/dnl)











































