"Total utang valas kita US$ 20 miliar, kalau PLN saja US$ 12-13 miliar, kan dalam pembukuan ada dengan IPP sekitar US$ 7-8 miliar," kata Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto saat ditemui di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Jumat (10/4/2015).
Dia mengatakan, tingginya utang valas perseroan perlu diantisipasi dengan sistem lindung nilai atau hedging agar bisa meminimalisir risiko akibat fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebutuhan valas PLN US$ 600 juta per bulan. Mulai besok fasilitas hedging sudah berlaku," ujar Sarwono.
(drk/ang)











































