Sindiran Menteri ESDM: Energi Banyak, Tapi yang Diributkan Malah Harga BBM

Sindiran Menteri ESDM: Energi Banyak, Tapi yang Diributkan Malah Harga BBM

- detikFinance
Selasa, 14 Apr 2015 12:52 WIB
Sindiran Menteri ESDM: Energi Banyak, Tapi yang Diributkan Malah Harga BBM
Jakarta - Indonesia kaya akan sumber energi, tak melulu hanya minyak dan gas (migas). Sumber energi di luar migas bisa dikembangkan. Tapi mengherankan, selama ini yang diributkan hanya harga BBM.

"Bicara energi selama bertahun-tahun ini, kita ini mereduksi sangat sederhana, seolah-olah energi itu harga BBM. Berapa halaman koran, ruang sidang, demonstrasi protes harga BBM. BBM naik ramai seluruh Indonesia. Masalahnya begitu besar habiskan pikiran kita ngomong harga BBM," jelas Menteri ESDM Sudirman Said, dalam acara seminar bertajuk 'Indonesia & Diversifikasi Energi, Menentukan Arah Kebijakan Energi Indonesia' di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (14/4/2015).

Selama ini, ujar Sudirman, muncul paradoks soal energi di Indonesia. Sejak 2008, Indonesia mengimpor BBM, namun banyak orang menganggap Indonesia kaya akan migas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa naikkan harga BBM kita kan negara kaya? Padahal kalau kita tidak buat apa-apa, dalam lima tahun ke depan 90% BBM kita dari impor," cetus Sudirman.

Paradoks lainnya adalah, cadangan migas yang turun terus namun tidak ada dorongan untuk mengaktifkan eksplorasi, guna mencari cadangan migas baru.

"Yang paling miris, kita habiskan subsidi energi Rp 2.600 triliun untuk 10 tahun. Tapi untuk subsidi energi baru sangat minimal. Jangan menyebut energi baru terbarukan, tapi sebut saja energi baru, energi lama itu fosil. Sekarang kita harus ubah pikiran yang baru yang utama, yang fosil akan habis suatu saat entah 30 tahun lagi atau beberapa tahun lagi," papar Sudirman.

Ke depan, Sudirman menyatakan, pihaknya akan membangun energi baru untuk Indonesia. Minyak dan gas akan habis cadangan, namun energi baru, ujar Sudirman, tidak ada habisnya walau dipakai sebanyak-banyaknya.

Energi baru yang dimiliki Indonesia, mulai angin, air, hingga matahari.

"Itu lebih menenangkan daripada kita terus bergelut soal BBM, soal mafia migas. Jawabannya adalah leadership di level presiden dan wakil presiden," kata Sudirman.

Dia siap untuk melawan sikap yang populis. Untuk apa mempertahankan harga BBM murah, namun cadangannya akan habis beberapa tahun lagi.

"Jangan kita berdiri di atas lumpur, lama-lama mblesek, tapi cari landasan yang kuat walau di bawah sekalipun, tapi bisa kita gunakan untuk melompat," ujar Sudirman.

"Lucu di kantor saya, kita dapat tambahan dana Rp 5 triliun, kawan-kawan Ditjen EBT (energi baru terbarukan) itu menempatkan lampiran dalam satu buku, kalau sudah selesai kita bahan migas, batu bara, baru kalau ada waktu bahas EBT, malu-malu mereka susun anggaran. InsyaAllah akhir bulan ini akan ada reorganisasi, yang semulai EBT ditaruh di belakang saya akan taruh di depan," katanya.

(dnl/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads