"Kita punya pengalaman beberapa bulan lalu, pada saat selisih harga Premium dan Pertamax hanya Rp 9.400 atau sekitar Rp 1.000/liter, konsumsi Pertamax melonjak hingga 100% lebih," ujar Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang, ditemui di Kantor Dirjen Migas, Plaza Centris, Kuningan, Senin (20/4/2015).
Bambang mengatakan ketika selisih harga Premium dan Pertamax kembali melebar, masyarakat kembali beralih lagi ke Premium. "Kita sudah survei itu, memang masyarakat kita sangat sensitif terhadap harga," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harganya promo, kualitasnya lebih baik, saya yakin konsumen premium beralih ke Pertalite, bukan konsumen Pertamax yang lari ke Pertalite. Apalagi konsumsi Pertamax saat ini juga sudah cukup tinggi mencapai 7.000 KL per hari, tahun lalu hanya 2.000 KL per hari," katanya.
Namun, pihaknya belum bisa menargetkan kapan Pertalite akan hadir diseluruh SPBU di Indonesia, karena investasi yang dibutuhkan cukup besar.
"Belum tahu kapan seluruh Indonesia, kan harus nambah infrastruktur lagi dan tambah tangki timbun, saat ini kami fokuskan di kota-kota besar dulu," tutupnya.
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium RON 88 tetap akan tersedia. Meskipun kabarnya mulai Mei 2015 PT Pertamina (Persero) akan merilis BBM jenis baru yaitu Pertalite RON 90.
"Kebijakan pemerintah, Premium akan tetap tersedia di masyarakat. Lahirnya Pertalite akan jadi produk tambahan dari Pertamina, ini terobosan bagus. Karena perbedaan harga Premium dan Pertamax terlalu lebar, jadi ada varian," kata Pelaksana Tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja.
(rrd/hen)











































